JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei lembaga riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan, belum seluruh masyarakat dapat menjangkau akses internet untuk melakukan pembelajaran secara daring atau online.
Sebesar 24 persen dari 2.201 responden menyatakan tidak memiliki akses internet.
"Belum semua warga memiliki akses internet, yang memiliki akses internet sekitar 76 persen, dan yang tidak memiliki akses internet sekitar 24 persen," kata Manajer Kebijakan Publik Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Tati D Wardi dalam rilis survei SMRC, Selasa (18/8/2020).
“Dari yang memiliki akses internet hampir semuanya 95,1 persen mengakses internet lewat hp/smartphone, ada sekitar 25,5 pesen warga yang mengakses internet lewat laptop,” tutur dia.
Lebih lanjut Tati menuturkan, 87 persen dari responden yang berstatus pelajar/mahasiswa mengaku mengalami belajar atau kuliah secara online.
Dari data tersebut 92 persen di antaranya mengaku merasa memiliki masalah dengan metode belajar online.
"Jawaban mereka, 92 persen sangat atau cukup banyak terganggu dengan belajar online," kata Tati.
Adapun, dari 92 persen itu, rinciannya adalah 25 persen mengalami sangat banyak gangguan dan 67 persen mengaku cukup banyak gangguan.
Hanya 8 persen dari responden yang mengikuti belajar online mengaku mengalami sedikit gangguan. Sedangkan, tidak ada atau 0 persen responden yang mengaku tidak memiliki gangguan.
Sementara, 13 persen pelajar/mahasiswa yang menjadi responden, mengaku tidak mengalami pembelajaran jarak jauh.
Mereka tidak perlu belajar online karena sejumlah alasan, antara lain karena tetap datang ke sekolah/kampus, hingga ada juga yang sekolah/kampusnya diliburkan.
"Ada 60 persen datang ke sekolah atau kampus, ada 29 persen mengaku sekolah atau kampus diliburkan," tutur dia.
Selain itu, 11 persen tidak bersedia menjawab dan mengaku tidak tahu.
Survei SMRC tentang pendidikan online di masa Covid-19 ini dilakukan sejak 5 sampai 8 Agustus 2020.
Sampel ditentukan secara acak dari sampel yang telah disurvei sebelumnya, yaitu warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Margin of error diperkirakan sekitar 2.1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/18/21274711/survei-smrc-belum-semua-warga-miliki-akses-internet-untuk-belajar-online