Salin Artikel

Lewat Kompetisi Hackathon, BPJS Kesehatan Coba Permudah Akses Layanan Kesehatan

KOMPAS.com - Direktur Teknologi Informasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Wahyuddin Bagenda mengapresiasi keikutsertaan peserta kompetisi Virtual Hackathon atau pengembangan proyek perangkat lunak 2020.

Ia pun berharap, ide dari para peserta dalam kompetisi tersebut dapat diintegrasikan ke dalam aplikasi Mobile Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sehingga masyarakat lebih mudah untuk mengakses layanan kesehatan.

"Pasalnya, tidak dapat dipungkiri, saat ini, perkembangan teknologi sudah memengaruhi penyelenggaraan JKN dan Kartu Indonesia Sehat (KIS)," katanya, Selasa (28/07/2020).

Sebagai informasi, BPJS Kesehatan juga telah mengumumkan pemenang kompetisi Virtual Hackathon 2020.

Berdasarkan pengumuman, dari total 51 peserta yang mengikuti kompetisi Virtual Hackathon BPJS Kesehatan, telah terpilih 3 terbaik yang tersebar dari berbagai wilayah di Indonesia.

Adapun pemenang pertama dianugerahkan kepada tim asal Padang, Dkletz, pemenang kedua jatuh kepada tim asal Bandung, Mulyatini dan pemenang ketiga jatuh kepada pria asal Pati, Fredy Eko Purnomo.

“Ada banyak peserta yang mengusung inovasi aplikasi untuk mempermudah pembayaran iuran," kata Wahyuddin seperti dalam keterangan tertulisnya.

Menurut dia, hal tersebut membawa manfaat yang baik bagi BPJS Kesehatan untuk mengembangkan alternatif kanal pembayaran iuran.

"Kami juga masih akan mendalami sistem aplikasi ini agar jika suatu hari
nanti diluncurkan, dapat benar-benar berjalan secara optimal,” tambah Wahyuddin.

Ia mengaku, pemanfaatan teknlogi telah memberikan dampak positif kepada kepuasan layanan peserta JKN-KIS.

Inovasi baru Recehan Sehat (Rehat)

Lebih lanjut, Wahyuddin mengatakan, Kompetisi Virtual Hackathon yang digelar BPJS Kesehatan telah menghadirkan berbagai inovasi baru yang ditawarkan, salah satunya Recehan Sehat (Rehat).

"Sistem yang diusung oleh tim milenial beranggotakan 2 orang ini menawarkan sistem tabungan dari uang kembalian transaksi yang dilakukan, kemudian, nantinya bisa digunakan untuk membayar iuran JKN-KIS," ungkapnya.

Menurut dia, aplikasi Rehat yang dilombakan dalam kompetisi Virtual Hackathon BPJS Kesehatan berawal dari belum optimalnya kesadaran peserta JKN-KIS untuk membayar iuran kepesertaan JKN-KIS.

"Apalagi bagi peserta JKN-KIS yang belum merasakan manfaat Program JKN-KIS, masih cenderung menunda untuk melakukan pembayaran iuran," sambungnya.

Selain itu, ia mengatakan, inovasi Rehat juga membantu BPJS Kesehatan dalam meningkatkan kolektabilitas atau klasifikasi status pembayaran iuran peserta.

Pada kesempatan itu, Wahyuddin menjelaskan, cara kerja aplikasi e-wallet berbasis teknologi blockchain dan QR Scanner ini dapat dilakukan hanya dengan scanning QR barcode.

Jadi, setelah pemegang akun melakukan transaksi pembayaran, akan terdapat nominal kembalian transaksi dari hasil pembayaran tersebut.

"Nantinya, kembalian dari transaksi pembayaran secara otomatis langsung masuk ke sistem aplikasi recehan sehat sebagai tabungan untuk mebayar iuran JKN-KIS," jelasnya.

Tak sampai di situ saja, ia mengatakan, sistem aplikasi Rehat ini juga melibatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

"UMKM sebagai agen advokasi serta membangun kebiasaan masyarakat melalui langkah sederhana yang dilakukan secara terus menerus," jelasnya.

Ke depannya, ia berharap, dengan kehadiran sistem aplikasi Rehat, iuran peserta JKN-KIS langsung secara otomatis menarik dari saldo yang ada dan melunasi iuran JKN-KIS.

 

https://nasional.kompas.com/read/2020/07/28/18443871/lewat-kompetisi-hackathon-bpjs-kesehatan-coba-permudah-akses-layanan

Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke