Sub Direktorat Pengendalian Karhutla KLHK Radian Bagiyono mengatakan, penurunan tersebut terjadi sebanyak 40 persen apabila dibandingkan dengan data periode yang sama pada tahun 2019
"Dari titik panas yang kami pantau semenjak 1 Januari hingga 29 Juni, terjadi penurunan sekitar 40 persen," ujar Radian dalam konferensi pers di BNPB, Selasa (30/6/2020).
Ia mengatakan, setidaknya hanya terdapat 892 titik panas dengan level confidence di atas 80 persen.
Pada periode yang sama tahun 2019, diketahui terdapat 1.493 titik panas akibat karhutla.
Tak hanya penurunan titik panas, luas lahan yang terbakar pun menurun.
"Luas karhutla periode 1 Januari hingga 31 Mei 2020 ada 38.772 hektare, menurun 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 45.836," kata dia.
Radian mengatakan, KLHK telah menyiapkan sejumlah antisipasi karhutla pada puncak musim kemarau bulan Juli hingga September 2020.
Kerja sama, antara lain dilakukan dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kerja sama itu, yakni dengan melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
TMC itu dilakukan untuk meningkatkan curah hujan dan membasahi lahan gambut serta mengisi kanal-kanal embung dalam rangka mengurangi risiko karhutla.
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/30/18331361/titik-panas-januari-juni-2020-disebut-menurun-dibanding-tahun-2019