“Atas nama MK selaku Direktur PT LPB dan atas nama S selaku penerima ABK PT LPB,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono melalui video telekonferensi, Selasa (22/6/2020).
Kendati demikian, Awi belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai para tersangka.
Sebelumnya, penyidik juga telah menangkap seorang tersangka berinisial Z (Direktur PT SMG) di Jakarta pada Jumat (12/6/2020).
Awi mengatakan, penyidik masih melengkapi berkas perkara untuk ketiga tersangka tersebut.
“Ketiga berkas perkara tersangka sampai saat ini penyidik masih melengkapi untuk selanjutnya tentunya sebagai langkah melengkapi proses pengiriman tahap I ke JPU,” tuturnya.
Dengan begitu, total ada enam tersangka dalam kasus ini.
Tiga tersangka lain yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu, JK dari PT SMG, KMF dari PT LPB, dan WG dari PT APJ.
Modus ketiga tersangka sama, yaitu menjanjikan para korban untuk bekerja di kapal berbendera Korea Selatan secara legal serta menempatkan ABK sesuai perjanjian.
Para korban juga diiming-imingi gaji sebesar 4.200 dollar AS untuk 14 bulan waktu kerja. Namun, korban yang diberangkatkan PT APJ tidak menerima gaji sama sekali.
Sementara, kru kapal yang diberangkatkan PT SMG hanya menerima upah sebesar 1.350 dollar AS selama 14 bulan bekerja.
Gaji kru kapal yang diberangkatkan PT LPB malah dipotong. Pada akhirnya, korban hanya menerima 650 dollar AS dari upah yang dijanjikan.
Ketiga tersangka yang telah ditetapkan sebelumnya dijerat dengan Pasal Pasal 4 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara serta denda paling banyak Rp 600 juta.
Kasus ini berawal dari viralnya video yang ditayangkan media Korea Selatan, memperlihatkan bagaimana jenazah ABK Indonesia yang bekerja di kapal ikan China dilarung ke tengah laut.
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/22/17413431/bareskrim-tetapkan-2-tersangka-lagi-dalam-kasus-abk-wni-di-kapal-long-xing