Hal itu ia sampaikan dalam diskusi online dalam rangka hari ulang tahun Buya Syafii yang ke-85 tahun bertajuk 'Merawat Buya, Merawat Indonesia: Buya Syafii Maarif Dimata Tokoh Bangsa', Jumat (5/6/2020).
"Kita tahu bahwa di dalam Buya Syafii Maarif ini di tulang rusuknya, di tulang sum-sumnya itu adalah seorang demokrat," kata Azyumardi.
Ia juga mengatakan Buya tidak pernah terlibat politik praktis. Sebaliknya, Buya selalu bermain dalam politik pengimbang.
Azyumardi juga menilai banyak sekali perjuangan Buya yang harus dilanjutkan generasi muda.
Mulai dari menempatkan Islam dalam konteks ke Indonesiaan dan kemanusiaan.
Kemudian, memperjuangkan komitmen Indonesia dan Pancasila. Menurut Azyumardi, saat ini masih banyak konfrontasi antar Pancasila terutama dengan agama.
"Atau dibikin konfrontasi baru antara agama dengan pancasila yang sebetuknya ini sudah selesai dari dulu," ujarnya.
Perjuangan selanjutnya, adalah melakukan mensosialisasikan Pancasila demi terciptanya keragaman.
Terakhir, lanjut Azyumardi adalah melakukan konsolidasi demokrasi. Ia menilai hal itu perlu dilakukan, pasalnya belakangan ini demokrasi Indonesia sudah mulai kabur.
"Sudah banyak penilaian kkta sendiri juga merasakan bahwa demikrasi kita sudah bergeser dalan flow demokrasi yang cacat," ucap Azyumardi.
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/06/07124141/85-tahun-syafii-maarif-azyumardi-azra-dia-seorang-demokrat