Salin Artikel

Kasus Covid-19 Capai 22.271, Warga Diimbau Tinggalkan Pola Bertindak Lama dan Tak Saling Menyalahkan

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengemukakan, terjadi penambahan 526 kasus dalam 24 jam terakhir hingga pukul 12.00 WIB kemarin.

“Konfirmasi Covid-19 yang positif naik sebanyak 526 sehingga totalnya menjadi 22.271,” kata Yuri melalui siaran langsung di akun Youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu.

Dari total kasus positif, 5.402 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh.

Pemerintah mencatat, terdapat penambahan 153 pasien sembuh dibanding data pada Sabtu lalu.

Sementara itu, pasien meninggal bertambah 21 orang sehingga totalnya menjadi 1.372 orang.

Jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air diketahui melalui tes dengan metode real time polymerase chain reaction (PCR) di 85 laboratorium serta tes cepat molekuler (TCM) di 40 laboratorium.

Secara keseluruhan, pemerintah mengklaim, total 248.555 spesimen telah diperiksa dari 179.864 orang terkait Covid-19.

Perlu diketahui, spesimen yang diambil dari satu orang dapat dilakukan lebih dari satu kali.

Selain itu, pemerintah juga masih mengawasi sejumlah orang yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

“Kami masih melakukan pemantauan di seluruh wilayah di Tanah Air ini pada orang-orang yang perlu kami pantau sebanyak 42.551 orang, sementara PDP yang masih kami awasi 11.389 orang,” ujar Yuri.

Penularan masih terjadi

Berkaca dari data terkini Covid-19 di Tanah Air, Yuri menegaskan bahwa penularan virus corona masih terjadi di masyarakat.

“Gambaran inilah yang kemudian kami sampaikan sekali lagi bahwa proses penularan masih saja terjadi,” ucap Yuri.

Menurut dia, hal itu disebabkan sumber penularan virus masih berada di tengah masyarakat.

Selain itu, ada masyarakat yang “bandel” karena tidak mengikuti protokol untuk mencegah penyebaran Covid-19.

“Masih ada orang tanpa gejala atau sumber penularan penyakit yang masih berada di tengah-tengah masyarakat,” kata dia.

“Masih ada masyarakat yang rentan untuk tertular ini (Covid-19) karena masih melaksanakan kontak dekat, masih melaksanakan kegiatan berkerumun, tidak menjaga jarak, tidak menggunakan masker, tidak rajin mencuci tangan,” sambung dia.

Tinggalkan pola lama

Tak dipungkiri, pandemi Covid-19 mengubah cara hidup masyarakat termasuk dalam merayakan hari raya Idul Fitri.

Yuri menyatakan, memang berat untuk meninggalkan tradisi yang biasanya dilakukan saat Idul Fitri.

Misalnya mudik, anjangsana atau kunjungan dalam rangka silaturahim, serta berjabat tangan.

Namun, hal itu menjadi tantangan bersama apabila publik ingin menaklukkan pandemi Covid-19.

“Inilah tantangan kita bersama. Cobaan ini harus kita jalani apapun yang terjadi, kalau kita menginginkan sesegera mungkin kita bisa mengendalikan (pandemi) ini,” kata Yuri.

Karena itu, ia mengajak masyarakat meninggalkan cara berpikir dan bertindak lama ketika pandemi belum terjadi.

“Pahami bahwa dalam situasi yang saat ini terjadi, kita tidak boleh menggunakan cara pikir, cara tindak seperti situasi di masa-masa lalu,” katanya

Yuri menegaskan, situasi yang sedang dihadapi belum normal.

Ke depannya, tak menutup kemungkinan akan ada tahapan-tahapan yang cukup berat.

Untuk mengantisipasi wabah yang berkepanjangan, ia meminta masyarakat memiliki paradigma baru.

"Kita harus membuat paradigma baru, kita harus mengubah kebiasaan-kebiasaan kita menuju ke kebiasaan yang baru," ujar Yuri.

Caranya adalah dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti rajin mencuci tangan dan selektif untuk berkegiatan di luar rumah.

Tak mengeluh dan saling menyalahkan

Kini, seluruh masyarakat ikut merasakan sulitnya situasi di tengah pandemi.

Yuri mengemukakan, sudah banyak masyarakat yang menderita akibat terpapar virus corona dan ada yang meninggal.

Masyarakat, termasuk tenaga medis, juga telah banyak berkorban untuk menangani pandemi ini.

Karena itu, ia meminta publik tidak mengeluh dan tidak saling menyalahkan.

“Oleh karena itu, tidak ada ruang bagi kita untuk mengeluh, untuk saling menyalahkan, untuk kemudian tidak berperan serta secara konstruktif di dalam penanganan pandemi Covid-19 ini,” kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2020/05/25/06564581/kasus-covid-19-capai-22271-warga-diimbau-tinggalkan-pola-bertindak-lama-dan

Terkini Lainnya

Surya Paloh Sedih SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Surya Paloh Sedih SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Nasional
Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral Saya Marahi

Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral Saya Marahi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke