Salin Artikel

UPDATE 19 April: 6.575 Pasien Positif Covid-19 dan Permintaan untuk Tetap Gembira

Dengan penambahan kasus ini, total kasus Covid-19 di Tanah Air menjadi 6.575 pasien.

"Hari ini bertambah kasus konfirmasi positif 327 orang sehingga total menjadi 6.574 orang," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Minggu sore. 

Data yang sama juga menunjukkan bahwa ada penambahan 55 pasien yang kini dinyatakan negatif virus corona setelah menjalani dua kali pemeriksaan.

Dengan demikian, total pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh sebanyak 686 orang.

Pasien meninggal konfirmasi positif Covid-19

Selain jumlah kasus sembuh, pasien Covid-19 yang meninggal dunia pun bertambah.

Yurianto menyatakan, ada penambahan 47 pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Penambahan itu berdasarkan data yang masuk ke pemerintah sejak Sabtu (18/4/2020) pukul 12.00 WIB hingga Minggu di jam yang sama.

Dengan demikian, total ada 582 pasien Covid-19 yang tutup usia.

"Ada 47 yang meninggal sehingga jumlahnya menjadi 582," kata Yurianto. 

Penambahan 47 pasien meninggal akibat Covid-19 berasal dari enam provinsi.

Penambahan terbesar didapatkan dari DKI Jakarta yang mencatat 34 pasien. Berikutnya diikuti Jawa Timur dengan 5 pasien dan Jawa Tengah serta Jawa Barat masing-masing 3 pasien.

Adapun, Nusa Tenggara Barat dan Sumatera Selatan masing-masing mencatat 1 pasien meninggal.

Yuri mengatakan bahwa data pasien meninggal dunia adalah yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19.

Pemerintah tidak mendata pasien yang meninggal dunia tetapi belum terkonfirmasi hasil pemeriksaannya.

"Yang meninggal adalah 582 orang, 582 ini adalah kasus yang meninggal konfirmasi positif Covid-19," kata Yuri.

Yuri mengatakan bahwa jika ada pasien terduga corona yang meninggal dunia tapi belum pernah dites, pemerintah tak akan mencatatnya sebagai pasien Covid-19 meninggal.

Sebab, bisa jadi, pasien tersebut meninggal bukan karena infeksi corona.

Oleh karenanya, ia menegaskan bahwa data pasien meninggal Covid-19 hanya mencatat pasien yang memang sudah terkonfirmasi corona.

"Kita hanya akan melaporkan kasus meninggal konfirmasi positif," tandas Yuri.

Jumlah ODP dan PDP

Selain pasien positif, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 juga terus bertambah.

Hingga Sabtu (18/4/2020), jumlah ODP mencapai 176.344 orang, sedangkan PDP mencapai 12.979 orang.

"Dari pemantauan yang kita lakukan, orang dalam pemantauan sudah lebih dari 176.000, dan kemudian PDP ada 12.000," kata Yuri.

Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah kategori ODP meningkat 2.612 orang, dibandingkan dengan data Jumat (17/4/2020) kemarin.

Sedangkan, jumlah orang berkategori PDP meningkat hingga 369 orang.

"Kita berharap bahwa 12.000 PDP ini betul-betul dalam pengawasan yang ketat untuk kemudian kita perhatikan gejala klinisnya, kemudian kita lakukan pemeriksaan antigen PCR," kata Yuri.

Laboratorium dan reagen

Yurianto menyatakan, pemerintah terus mengoptimalkan laboratorium yang ada untuk memeriksa spesimen yang diambil dari pasien Covid-19.

"Saat ini jumlah laboratorium aktif 35 laboratorium," katanya.

Menurut dia, pemerintah dalam waktu dekat akan memperoleh tambahan reagen untuk membantu proses pemeriksaan sampel pasien Covid-19.

"Kita bersyukur bahwa hari ini, diperkirakan nanti malam, kita mendapatkan lagi tambahan reagen untuk mengoptimalkan laboratorium yang kita miliki, dan kita menambah jumlah laboratorium," ujar Yuri.

Setelah diterima pemerintah, reagen tersebut akan langsung didistribusikan ke laboratorium jejaring yang ada.

Sejauh ini, ia mengatakan, sudah 47.478 spesimen yang diperiksa sejak 1 April 2020. Adapun, spesimen kasus diperiksa sebanyak 42.219 orang.

Dari hasil pemeriksaan, 6.575 orang dinyatakan positif, sedangkan 35.644 orang dinyatakan negatif.

Arus logistik

Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, Yurianto meminta agar kelancaran arus logitik pada masa pandemi Covid-19 tetap terjaga. Termasuk, di daerah yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Semua pihak harus berikan jaminan kelancaran arus logistik karena dibutuhkan masyarakat baik dari pusat hingga ke daerah," ujar Yuri.

Demikian pula bagi pemerintah daerah. Yuri meminta mereka juga harus bisa menjamin kelancaran arus logistik di daerah masing-masing.

Sebab, menurut dia, saat ini ada orang yang bekerja dari rumah selama pandemi Covid-19 berlangsung.

"Pastikan lancar dan bisa penuhi kebutuhan masyarakat. Kemudian berbagai stimulus ekonomi harus tepat sasaran dan itu semua ditujukan semata untuk memutus mata rantai penularan Covid-19," katanya.

Tidak panik dan tetap gembira

Yurianto meminta masyarakat menjaga perasaan untuk tetap bergembira selama wabah Covid-19.

Hal ini dinilai penting untuk meningkatkan imunitas diri selama pandemi.

"Makan yang berizi, sabar dan tenang, istirahat yang cukup dan teratur. Tidak panik dan jaga perasaan kita tetap bergembira," kata Yurianto.

Tidak hanya itu, masyarakat juga diingatkan untuk terus berjaga jarak dalam berkomunikasi.

"Mari kita sebar luaskan dengan melaksanakan penggunaan masker. Maskerku melindungi kamu, maskermu melindungi aku," ujar Yuri.

Yuri juga mengingatkan seluruh pihak untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir minimal dua puluh detik.

Ia meminta supaya tak ada yang menyentuh mata, hidung atau mulut sebelum mencuci tangan,

"Gotong royong dan bersatu melawan covid dari pusat sampai ke desa, sampai ke RT, RW, sampai keluarga. Tetap di rumah, produktif di rumah," tegasnya.

https://nasional.kompas.com/read/2020/04/20/07190711/update-19-april-6575-pasien-positif-covid-19-dan-permintaan-untuk-tetap

Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke