Salin Artikel

Pemerintah Akan Distribusikan 20 Alat Deteksi Corona Berkapasitas Tinggi ke Sejumlah Provinsi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan segera mendistribusikan 20 alat pendeteksi virus corona yang baru didatangkan oleh Kementerian BUMN, ke sejumlah provinsi.

Menurut Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, alat tersebut dapat mulai difungsikan di DKI Jakarta pada pekan depan.

"Untuk yang di Jakarta mudah-mudahan minggu depan sudah bisa diinstal karena secara teknikal membutuhkan proses," kata Arya saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (8/4/2020).

"Kalau rumah sakit sudah punya tempat namanya negative pressure, maka sudah bisa alat tersebut digunakan. Dan banyak item-item lain yang disesuaikan dengan kriteria sebuah lab, apalagi lab virus seperti ini yang harus sesuai standar Kementerian Kesehatan," tutur dia.

Selain Jakarta, alat ini juga akan didistribusikan ke provinsi lainnya.

Mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, hingga Papua.

Diharapkan, alat tersebut dapat difungsikan dua minggu setelah didatangkan ke setiap provinsi.

"Kita akan kirim secepatnya. Mudah-mudahan setelah diinstal maka dalam tempo dua minggu setelah sampai di tempat bisa digunakan," ujar Arya.

Adapun ke-20 alat pendeteksi corona ini terdiri dari dua jenis.

Sebanyak dua alat merupakan ekstraktor otomatis RNA. Alat ini disebut mampu digunakan untuk mengetes 1.000 spesimen dalam sehari.

Kemudian, 18 alat lainnya ialah light cycle atau detektor PCR yang kapasitasnya mencapai 500 tes per hari.

Diharapkan, dengan adanya alat ini, setiap harinya dapat dilakukan 9.000 hingga 10.000 tes corona.

"Dengan ini maka kita harapkan dengan tempo nanti misalnya setiap hari ada tes sampai 5.000 sampai 10.000, maka kita akan bisa dalam sebulan kita akan mencapai hampir 30.000," kata Arya.

https://nasional.kompas.com/read/2020/04/08/13003341/pemerintah-akan-distribusikan-20-alat-deteksi-corona-berkapasitas-tinggi-ke

Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke