Salin Artikel

Update per 1 April: Total 1.667 Kasus Covid-19, Pemerintah Siapkan Metode Pemeriksaan Baru

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, pasien yang positif terjangkit virus corona atau Covid-19 di Indonesia masih bertambah.

Hingga Rabu (1/4/2020) pukul 12.00 WIB, total terdapat 1.677 kasus Covid-19 di Tanah Air. Jumlah ini bertambah 149 pasien dalam periode 24 jam terakhir.

"Untuk kasus konfirmasi positif ada penambahan 149 orang, sehingga sekarang menjadi 1.677," ujar Yurianto saat memberikan keterangan pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu sore.

Selain itu, Yuri juga memaparkan, dalam periode yang sama terdapat penambahan jumlah pasien Covid-19 yang sembuh sebanyak 22 orang.

Total ada 103 pasien yang dua kali hasil tesnya dinyatakan negatif, setelah sebelumnya sempat dinyatakan positif virus corona.

Kemudian, terdapat penambahan 21 pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Secara keseluruhan, jumlah pasien yang meninggal setelah mengidap Covid-19 ada 157 orang.

Penambahan di 13 provinsi

Berdasarkan data pemerintah, penambahan 149 kasus baru pasien positif Covid-19 terjadi di 13 provinsi.

Akan tetapi, tidak ada provinsi baru yang mencatat kasus perdana Covid-19. Dengan demikian, hingga saat ini kasus Covid-32 ada di 32 provinsi.

Penambahan tertinggi terlihat ada di DKI Jakarta, yaitu 62 kasus baru. Penambahan ini membuat kasus Covid-19 di Ibu Kota tercatat sebanyak 808.

Kemudian, penambahan tertinggi berikutnya terdapat di Jawa Barat dengan 21 kasus baru, serta Sulawesi Selatan dengan 15 kasus baru.

Tiga provinsi di Pulau Jawa, yaitu Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, juga mencatat penambahan kasus tinggi, yaitu masing-masing 11 kasus baru.

Pembatasan sosial masih diabaikan

Dalam kesempatan yang sama, Yurianto mengatakan, penambahan kasus positif Covid-19 dari hari ke hari menjadi bukti bahwa penularan masih terjadi di masyarakat.

Menurut dia, pembatasan sosial atau physical distancing yang diimbau pemerintah masih diabaikan.

"Ini memberi bukti kepada kita bahwa penularan di luar masih terjadi, kontak dekat masih diabaikan, kemudian cuci tangan masih belum dijalankan dengan baik," kata Yuri.

Ia menegaskan, saat ini setiap orang bertanggung jawab atas kesehatan dirinya sendiri dan orang lain.

Yuri meminta agar imbauan tentang pembatasan sosial dan dilakukan dengan disiplin. Kewaspadaan dan kesadaran diri akan kondisi kesehatan juga penting.

"Mari kita lindungi orang tua kita, orang-orang rentan, agar tidak tertular karena dampaknya makin berat untuk mereka," tuturnya.

"Jaga jarak aman ketika berkomunikasi setidaknya 2 meter, cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir, hindari menyentuh wajah, tetap aman dan produktif di rumah. Lakukan dengan disiplin," kata Yuri.

Selain itu, Yuri kembali mengingatkan agar masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan mudik menjelang Lebaran.

Yuri mengatakan, virus corona menyebar karena pergerakan manusia.

"Jaga kampung kita tetap sehat, jadi sebaiknya jangan lakukan perjalanan jauh, sebaiknya tidak mudik," kata dia.

"Virus ini berpindah karena dibawa manusia. Pergerakan manusia yang tidak terkendali akan jadi masalah," ujar Yuri.

Belum ada obatnya

Menurut Yurianto, hingga saat ini belum ada pengobatan yang secara resmi dinyatakan bisa menyembuhkan Covid-19.

"Kita belum mendapatkan pengobatan yang secara definitif menjadi standar dunia (untuk Covid-19). Baik obat maupun vaksin," ujar Yuri. 

Penyebabnya, kata Yuri, virus corona merupakan jenis virus baru.

Para ahli hingga saat masih terus mengembangkan penelitian untuk pengobatan Covid-19.

"Para ahli dan sejumlah institusi secara terus menerus mengembangkan riset terkait ini. Tentunya di bawah WHO," tutur Yuri.

Merujuk kepada kondisi ini, menurut dia, yang sebaiknya dilakukan berbagai pihak yakni kedisiplinan menerapkan berbagai langkah pencegahan untuk memutus rantai penularan.

Salah satunya, kata Yuri, dengan melakukan intervensi untuk saling menjauhkan diri dari kontak dekat di suatu wilayah.

"Hal ini terbukti efektif dalam menekan penularan virus. Kita harapkan semua orang mau berkontribusi untuk menekan laju penularan dengan cara ini," tambahnya.

Lebih dari 6.500 spesimen diperiksa

Pemerintah sejauh ini sudah melakukan uji terhadap lebih dari 6.500 spesimen dengan metode tes PCR (polymerase chain reaction).

Uji spesimen dilakukan di 34 laboratorium yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Sudah lebih dari 6.500 spesimen yang dikirimkan ke 34 laboratorium di seluruh Indonesia yang digunakan untuk menguji dan menentukan diagnosis pemeriksaan PCR," kata Yuri.

"Ini akan memakan energi dan SDM cukup banyak dan akan terus kita lakukan," imbuhnya.

Yuri mengatakan, pemerintah bakal melangkah lebih agresif untuk menemukan kasus positif baru.

Dia menyebutkan, saat ini sudah ada 360 rumah sakit rujukan yang disiapkan untuk penanganan Covid-19.

"Sebanyak 360 rumah sakit rujukan telah disiapkan, baik rumah sakit pemerintah, TNI dan Polri, BUMN, dan swasta," kata dia.

"Ini menjadi komitmen bersama kita bahwa persoalan ini serius dan harus ditangani terintegrasi oleh semua pihak," imbuh Yuri.

Bertalian dengan itu, pemerintah juga tengah menyiapkan alat pemeriksaan spesimen virus corona dengan metode lain.

Yuri menjelaskan, pemerintah akan memanfaatkan pemeriksaan dengan alat TB-TCM.

TB-TCM bantu percepat diagnosis

Yurianto mengatakan, pemerintah akan mulai melakukan pemeriksaan Covid-19 dengan menggunakan mesin TB-TCM.

Mesin yang biasa digunakan dalam tes cepat molekuler untuk mendiagnosis tuberkolusis (TBC) ini akan membantu mempercepat diagnosa Covid-19.

"Kami dalam waktu dekat akan memanfaatkan mesin pemeriksaan TB-TCM yang selama ini sudah tergelar di lebih dari 132 rumah sakit dan kemudian di beberapa puskesmas yang terpilih. Untuk kita konversi agar mampu melaksanakan pemeriksaan Covid-19," ujar Yuri.

Yuri menuturkan, langkah ini diharapkan bisa memperpendek jarak pemeriksaan spesimen dari RS yang merawat pasien menuju ke laboratorium yang ditentukan pemerintah untuk melakukan pemeriksaan PCR.

Sebagaimana diketahui, pemeriksaan PCR yang menggunakan antigen dan bersifat pasti.

Sehingga, pemeriksaan itulah yang menentukan seorang pasien positif Covid-19 atau negatif Covid-19 (tidak tertular virus corona).

"Oleh karena itu, dengan TB-TCM harapan kita adalah makin cepat lagi kita bisa melakukan pemeriksaan secara pasti," tegas Yuri.

Untuk merealisasikan hal tersebut, pemerintah akan melakukan sejumlah langkah.

Pertama, melakukan perubahan setting atau konversi pada mesin TB-TCM.

Menurut Yuri, konversi ini akan membutuhkan cartridge. Saat ini, kata dia, pemerintah sedang mempersiapkan cartridge tersebut.

Kedua, pemerintah juga akan melatih petugas kesehatan yang akan mengoperasikan mesin TB-TCM hasil konversi ini.

"Kita optimistis bahwa dalam pekan ini kita sudah bisa mulai melakukan itu. Kita harapkan pada hari ini, atau paling lambat besok juga sudah bisa masuk cartridge untuk melakukan uji coba mesin tersebut," tambah Yuri.

https://nasional.kompas.com/read/2020/04/02/05582441/update-per-1-april-total-1667-kasus-covid-19-pemerintah-siapkan-metode

Terkini Lainnya

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke