Bahkan, warga Australia yang kini berada di Indonesia, diharapkan segera meninggalkan Indonesia dan pulang ke Negeri Kanguru itu.
Hal itu menyusul ekskalasi kasus positif Covid-19 di Indonesia yang kian masif. Berdasarkan data terakhir per 26 Maret 2020, ada 893 kasus positif, dengan 78 pasien dinyatakan meninggal dunia dan 35 kasus sembuh.
"Jika Anda seorang turis Australia di Bali atau Indonesia secara lebih luas, tinggalkan sekarang. Jangan tunda kepulangan Anda," demikian imbauan yang dilansir Kompas.com dari laman milik Pemerintah Australia, Smartraveller.gov.au, Jumat (27/3/2020).
Imbauan tersebut dikeluarkan pada 26 Maret 2020.
Pemerintah Australia meminta warganya yang tinggal di Indonesia dalam jangka waktu yang panjang untuk meninjau dengan sejumlah pertimbangan.
Mereka diminta mempertimbangkan, apakah mereka memiliki dukungan dan akses yang cukup terhadap fasilitas kesehatan yang efektif selama periode yang menantang saat ini.
"(Sebab) banyak layanan tidak akan tersedia," imbuh imbauan tersebut.
Saat ini, opsi penerbangan ke Australia telah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Bahkan, Qantas telah menghentikan layanan penerbangannya ke Indonesia sejak 25 Maret.
Pemerintah Australia menyebut, risiko penularan Covid-19 meningkat pesat di Indonesia.
Bahkan, penularan terjadi secara meluas, termasuk di Bali dan Jakarta yang kini terkonfirmasi memiliki kasus positif terbesar.
Berdasarkan data pemerintah, dari 893 kasus positif, 515 kasus terjadi di Jakarta.
Selain itu, Pemerintah Australia juga menyebutkan bahwa Indonesia memiliki keterbatasan dalam kepemilikan alat pengujian dan fasilitas pengendali infeksi.
"Perawatan kritis untuk orang Australia yang sakit parah, termasuk di Bali, jauh di bawah standar yang tersedia di Australia. Evakuasi medis untuk pasien Covid-19 tidak akan diizinkan," tulis imbauan tersebut.
"Kami sekarang menyarankan Anda untuk Jangan bepergian ke Indonesia, termasuk Bali," lanjutnya.
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/27/09574311/pemerintah-australia-minta-warganya-di-indonesia-untuk-segera-pulang