Permintaan itu, kata dia, disampaikan langsung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Senin kemarin Kemenkes mengundang kami dan juga ada hadir dari UGM dari Airlangga untuk mulai menginisiasi satu konsorsium," kata Amin di Kantor IDI, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020).
"Kemudian hari Selasanya Menristek undang saya dan dalam sambutan beliau menyatakan ya Eijkman harus memimpin konsorsium ini," sambungnya.
Amin menjelaskan, pembuatan vaksin Covid-19 memerlukan waktu yang cukup lama.
Ia mengatakan, untuk menemukan vaksin diperlukan waktu kurang lebih sekitar 10 tahun.
"Kan kita mesti uji efektifitasnya uji keamanannya, itu butuh waktu yang sangat lama dan biaya yang besar," ungkapnya.
Kendati demikian, Amin berharap bibit vaksin Covid-19 bisa ditemukan dalam waktu satu tahun.
Ia menegaskan penemuan vaksin tidak akan berhenti meski wabah Covid-19 di Indonesia sudah mereda.
"Ini kan sudah ketiga kalinya corona virus, dari Sars, Mers sampai sekarang ke sars yang kedua, jangan sampai yang berikutnya corona virus lagi. Jadi kami terus mencoba," ucap Amin.
Sebelumnya, Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menyampaikan kabar duka terkait penyebaran virus corona di Indonesia.
Hingga Jumat (13/3/2020), Achmad Yurianto menyebutkan ada tambahan tiga pasienCovid-19 yang meninggal dunia.
"Data yang saya berikan adalah hasil tracing yang dilaksanakan sejak dua hari lalu, sejak kami rilis 34 (kasus), sampai tadi siang,'' ujar Achmad Yurianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat sore.
Dengan demikian, total ada empat orang yang meninggal dunia akibat penyebaran virus corona.
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/14/09240181/lembaga-eijkman-mengaku-dihubungi-kemenkes-bahas-pembuatan-vaksin-corona