Salin Artikel

Berbagai Fakta Seputar Virus Corona, dari 'Panic Buying' hingga Temulawak

Presiden Joko Widodo mengatakan, dua orang telah terjangkit virus ini dan kini tengah menjalani isolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Keduanya diketahui memiliki hubungan keluarga. Pasien 1 yang berusia 31 tahun diduga terinfeksi saat menjadi host dalam sebuah acara di Kemang, Jakarta Selatan oleh seorang perempuan warga negara Jepang yang berdomisili di Malaysia. Keduanya tidak saling mengenal.

Setelah informasi itu diumumkan, panic buying pun terjadi di tengah masyarakat. Sejumlah pusat perbelanjaan di Tanah Air diserbu oleh mereka yang hendak berbelanja barang kebutuhan pokok serta peralatan kesehatan lainnya.

Di sejumlah toko dan apotek, masker dan hand sanitizer, bahkan ludes diborong masyarakat. Fenomena panic buying ini mengakibatkan harga masker dan hand sanitizer meroket baik di pasar offline maupun online.

Masker, misalnya, yang biasa dijual satu kardus seharga Rp 30.000 hingga Rp 45.000, naik hingga kisaran Rp 350.000 sampai Rp 500.000. Bahkan, untuk tipe tertentu seperti N95, dijual hingga mencapai jutaan rupiah.

Sementara, harga hand sanitizer berukuran 50 ml yang biasanya sekitar Rp 10.000 naik hingga kisaran Rp 35.000 sampai Rp 50.000.

Tingginya permintaan atas kedua benda tersebut muncul karena diyakini keduanya dapat membantu menangkal virus corona masuk ke dalam tubuh. Namun, benarkah demikian?

Tak sampai di sana, berbagai anggapan lain pun muncul seiring dengan merebaknya virus ini. Berikut beberapa di antaranya:

1. Corona dianggap tak lebih bahaya dibandingkan flu musiman

Konsultan Virologi Rumah Sakit Universitas Indonesia, Fera Ibrahim menyatakan, dalam beberapa konteks, virus influenza justru lebih berbahaya dibandingkan virus corona.

"Corona dan influenza memiliki versi yang berbeda, dari keluarga yang berbeda. Kalau dibilang virus corona lebih berat dari pada influenza, belum tentu juga," kata Fera dalam diskusi bertajuk Fakta Virus Corona dan Influenza di RSUI, Depok, Jawa Barat, pada 4 Februari lalu.

Ia mengatakan, corona memiliki varian virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang tidak terlalu berat seperti Covid-19. Sehingga, spektrum penyakitnya pun tidak selalu sama.

Namun, jika rasio kematian dijadikan parameter pembanding kedua virus, resiko kematian virus corona masih terbilang rendah, di angka 2,1 persen.

Sementara, rasio kematian penderita influenza berat berada di kisaran 9-11 persen, dengan 290.000-650.000 kematian dari 3-5 juta kasus influenza berat.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menilai, masyarakat seharusnya tidak perlu terlalu khawatir dengan virus ini. Sebab, menurut dia, angka kematian akibat flu musiman lebih tinggi dibandingkan Covid-19.

"Padahal, kita punya flu yang biasa terjadi pada kita, batuk pilek itu angka kematiannya lebih tinggi dari yang ini corona. Tapi, kenapa ini bisa hebohnya luar biasa?" kata Terawan di Kantor Kemenkes, Senin (2/3/2020) lalu.

Sementara itu, dilansir dari The Guardian, banyak pasien yang positif virus ini tidak merasakan gejala yang lebih buruk dibandingkan flu musiman. Namun, tingkat kematian akibat virus baru ini cukup tinggi.

Seorang ekspert dari WHO yang memimpin misi internasional ke China, Bruce Aylward menyatakan bahwa belum ada bukti yang cukup untuk menjelaskan bahwa tingkat kematian virus ini tinggi.

Pada awal keberadaan virus ini menjadi wabah, tingkat kematian yang timbul akibat gejala ringan yang muncul belum terjawab. Namun, jika dilakukan pengujian lebih lanjut, diperkirakan bahwa tingkat kematiannya mencapai 1 persen.

Hal itu membuat Covid-19 sepuluh kali lebih mematikan daripada flu musiman, yang diperkirakan membunuh antara 290.000-650.000 orang per tahun.

2. Masker efektif cegah penularan virus

Orang sehat tak perlu pakai masker. Orang sakit lebih membutuhkan masker dibandingkan orang sehat.

Hal itu selalu ditegaskan Terawan dalam sejumlah kesempatan berbicara dengan awak media. Menurut dia, sesuai dengan standar WHO, mereka yang dalam kondisi sehat tidak perlu menggunakan masker.

"Kecuali dia melakukan tindakan-tindakan di rumah sakit dan sebagainya, sehingga dia memerlukan masker karena untuk menjaga sterilitas," kata Terawan di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (3/3/2020).

Salah satu metode penyebaran virus corona menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yaitu melalui kontak antara orang ke orang lainnya dalam radius 1,8 meter.

Pasien yang menderita Covid-19 menyebarkan partikel-partikel virus lewat droplets (dahak) yang ditransmisikan lewat batuk atau bersin. Partikel tersebut bisa masuk dalam tubuh lewat mulut atau hidung.

Selain itu, memungkinkan bagi seseorang tertular Covid-19 lewat permukaan sebuah benda di mana sudah terdapat partikel virus itu. Namun, mengutip situs Live Science, Rabu (4/3/2020), CDC mempercayai bahwa transmisi seperti ini jarang terjadi.

Namun, Terawan menyatakan bahwa tidak semua orang yang melakukan kontak dalam jarak dekat (close contact) dinyatakan positif virus ini. Salah satu klaimnya yaitu 188 kru kapal pesiar World Dream dan Princess Diamond yang sebelumnya melakukan close contact dengan pasien positif, hingga kini masih dinyatakan negatif dalam masa karantina.

"Ada sebuah hal yang harus diketahui, tidak semua orang yang kontak itu akan sakit, biar close contact pun belum tentu sakit," kata Terawan di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Ia pun mengingatkan agar seluruh masyarakat dapat menjaga imunitas tubuh untuk menghindari penularan. Salah satunya yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih.

"Virus itu kuncinya imunitas yang baik, higienis yang baik, cuci tangan, menurut saya itu semua akan menjadi hal yang paling baik," ujarnya.

Di lain pihak, aksi panic buying dengan memborong masker dan hand sanitizer justru akan mengancam tenaga medis yang menjadi ujung tombak penanganan penyakit ini di rumah sakit.

WHO bahkan menyebut aksi penimbunan dan penyalahgunaan masker justru akan membuat nyawa para tenaga medis di ujung tanduk, sehingga meningkatkan potensi penyebaran virus dan penyakit menular lainnya.

Untuk itu, WHO telah memperingatkan agar seluruh pihak dapat bekerjasama dalam memastikan pasokan peralatan kesehatan dan segala alat perlindungan diri lainnya.

"Tanpa rantai pasokan yang aman, resiko bagi petugas kesehatan di seluruh dunia adalah nyata. Industri dan pemerintah harus bertindak cepat untuk meningkatkan pasokan, mempermudah pembatasan ekspor dan melakukan langkah-langkah untuk menghentikan spekulasi dan penimbunan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dilansir dari laman resmi WHO.

Berdasarkan perhitungan WHO, kebutuhan atas masker medis untuk penanganan Covid-19 mencapai 89 juta per bulan. Sedangkan untuk sarung tangan pemeriksaan mencapai 76 juta dan kacamata sebanyak 1,6 juta per bulan.

3. Gejala klinis corona menjadi lebih "jinak"

Tak seperti saat virus ini pertama kali muncul pada akhir Desember 2019 lalu. Gejala klinis pengidap Covid-19 kini semakin ringan.

Sebelumnya, orang yang mengidap penyakit ini menunjukkan gejala sakit berat, seperti demam tinggi, batuk, pilek dan sesak napas.

"Tidak terlalu berat, panasnya tidak tinggi, batuk tidak terlalu kelihatan sekali, bahkan di beberapa laporan yang kita dapatkan ada yang asimtomatik, tidak menunjukkan gejala," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Yuri mengatakan, hal ini terjadi karena virus Covid-19 yang masuk ke tubuh tidak bisa melakukan replikasi atau beranak pinak.

"Kalau dia bisa beranak pinak menjadi banyak, pasti orang itu akan panas. Kalau itu ada di saluran pernapasan atas dalam jumlah yang banyak, pasti akan memacu terbentuknya lendir dan merangsang batuk," ujar Yuri.

"Begitu masuk ke saluran napas bawah, maka akan terjadi kegagalan pernapasan karena seluruhnya akan dilapisi oleh lendir, yang seakan-akan paru-parunya tenggelam," ucap dia.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan ini menduga, ada dua kemungkinan yang menyebabkan virus Covid-19 saat ini menjadi jinak.

Pertama, daya tahan tubuh masyarakat semakin baik sehingga virus sulit berkembang biak dalam tubuh. Kedua, ada kemungkinan virus Covid-19 memang sudah semakin lemah. Hal ini memang menjadi karakter virus corona.

"Karakter corona seperti ini pengalaman 2002, virus corona SARS, setelah setahun lewat berubah jadi seasonal flu, virus masih ada, tapi dampaknya adalah flu musiman seperti flu biasa. Kemudian ada juga H1N1, awalnya angka kematian semula tinggi, tapi kemudian berubah jadi seasonal flu," kata dia.

4. Temulawak hingga jahe sembuhkan Covid-19

Selain masker dan hand sanitizer, keberadaan bahan baku jamu seperti jahe, kunyit, dan temulawak turut menjadi primadona masyarakat. Bahkan, barang-barang tersebut laris manis dengan harga tinggi di sejumlah pasar tradisional.

Di Pasar Kemiri Muka, Depok, Jawa Barat, jahe merah yang biasa dibanderol Rp 60.000 naik menjadi Rp 70.000 per kilogram. Sementara jahe biasa dibanderol menjadi Rp 50.000 per kilogram dari Rp 35.000.

Adapun kunyit yang biasa dipatok seharga Rp 5.000 hingga Rp 6.000 naik dua kali lipat menjadi Rp 12.000. Sementara temulawak harganya naik dari Rp 10.000 menjadi Rp 50.000.

Kenaikan harga ini terjadi setelah beberapa waktu lalu mencuat penelitian seorang profesor asal Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya, Prof Dr drh Chairul Anwar Nidom.

Formulasi Nidom terdiri dari jahe, kunyit, temulawak, sereh dan bahan-bahan lainnya. Terkait efeknya terhadap virus corona, Nidom berkata bahwa mpon-mpon mengandung curcumin yang berungsi mencegah terjadinya badai sitokin di dalam paru.

Sitokin, ujar Nidom, merupakan respons imun terhadap adanya virus.

"Jadi sebetulnya sitokin merupakan fungsi positif, tetapi punya efek negatif yaitu merusak sel di sebelahnya. Sitokin inilah yang menyebabkan tubuh menjadi panas kalau seseorang terinfeksi kuman," ujar Nidom kepada Kompas.com, Kamis (20/2/2020).

Namun, efektifitas formulasi ini baru melalui uji praklinis terhadap tikus. Itu pun yang terinfeksi flu burung, jenis virus corona lainnya, bukan Covid-19.

Terkait efek curcumin terhadap Covid-19, para ahli lain juga angkat bicara. Konsultan Paru Sub Infeksi RSUP Persahabatan, dr Erlina Burhan MSc SpP(K), membenarkan bahwa Covid-19 dapat menyebabkan badai sitokin pada paru pasien.

Namun, hingga kini belum ada kajian atau bukti ilmiah mengenai kaitan curcumin dengan badai sitokin, khususnya yang disebabkan oleh Covid-19.

"Bahwa curcumin bisa meningkatkan sistem imun, oke, karena itu memang dianggap jamu dan obat tradisional, tapi kalau sudah badai sitokin kita enggak bisa lagi, itu harus tindakan medis," ujarnya.

Ahli Imunitas Prof Dr dr Iris Rengganis SpPD-KAI juga sependapat. Dia berkata bahwa tanpa adanya kajian ilmiah, ahli medis belum bisa menyatakan apakah suatu obat atau prosedur itu efektif atau tidak.

Erlina juga menambahkan bahwa para ilmuwan dan juga ahli medis mendukung sekali tanaman-tanaman herbal dapat menjadi obat dari berbagai penyakit.

Namun, tetap harus dengan kajian secara menyeluruh terlebih dahulu karena ramuan atau racikan tanaman herbal yang tidak sesuai porsi kelola dan juga takarannya justru akan menyebabkan kondisi kesakitan lainnya.

5. Kondisi ekonomi jadi tidak stabil akibat virus

Kondisi perekonomian global yang diharapkan kembali stabil pascameredanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China harus bersiap menghadapi skenario baru akibat penyebaran virus ini.

Menurut ekonom Bank Permata Josua Pardede, penurunan aktivitas ekonomi di China turut memberikan dampak terhadap perekonomian global. Tak terkecuali Indonesia.

"Kalau kita lihat, dampak dari Covid-19 ini memang diperkirakan akan cukup signifikan bagi perekonomian China. Saat ini, aktivitas industri manufaktur di China terlihat menurun cukup drastis," kata Josua dalam keterangannya, Selasa (3/3/2020).

Penurunan aktivitas industri ini, sebut dia, berpotensi mengakibatkan penurunan permintaan ekspor komoditas Indonesia untuk China.

“Setiap 1 persen perlambatan ekonomi China berpengaruh terhadap perlambatan ekonomi Indonesia sebesar 0,3 persen,” terang Josua.

Pemerintah pun telah menggelontorkan sejumlah insentif ke beberapa sektor guna menangkal dampak virus corona. Insentif tersebut antara lain ke sektor pariwisata, perumahan, keuangan, dan perdagangan.

"Langkah-langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu meminimalisir dampak negatif COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia. Memang efek dari Corona ini belum bisa ditanggulangi, tapi kita berharap agar keadaan ini bisa segera di-recover baik China maupun Indonesia dan negara-negara lain,” lanjut dia.

Sementara itu, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, IGP Wira Kusuma mengatakan peran Cina di dalam perekonomian Indonesia sangat vital.

Sebab, China merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia, sekaligus sebagai penyumbang wisatawan terbanyak kedua, setelah Malaysia.

"Kita tahu Cina merupakan salah satu negara besar yang dimana menjadi mitra dagang utama kita belum lagi penyumbang wisatawan terbanyak," ujarnya di Jakarta, Sabtu (29/2/2020).

Wira menyebutkan sepanjang tahun 2019, ekspor total Indonesia ke Cina, tercatat sebanyak 29,769 juta dollar AS atau sebesar 17 persen total ekspor Indonesia.

Sementara impor total di periode yang sama, tercatat sebanyak 29,42 juta dollar AS, dengan porsi 17,2 persen terhadap total impor dalam negeri.

"Virus Corona menyebabkan pelemahan pertumbuhan ekspor kita. Sebab, demand menurun, impor permintaan domestik melemah dan ekspor melemah. Ekspor masih banyak produk bahan baku impor jadi melemah," jelas dia.

Tidak berhenti di situ, jumlah wisatawan asing dari Cina ke Indonesia juga mengalami penurunan drastis, sejak ditutupnya arus lalu lintas orang, demi menghindari penyebaran virus asal Wuhan itu.

Padahal, wisatawan Cina menyumbang devisa ke dalam negeri, setidaknya 2.385 juta dollar AS, dengan pangsa pasar sebesar 14,1 persen dari total devisa negara.

"Kunjungan wisman Tiongkok ke Indonesia 2,07 juta orang pada tahun 2019, dengan pangsa sebesar 12,9 persen," kata dia.

Karenanya, jika perekonomian Cina mengalami perlemahan sebanyak 1 persen, akan membuat ekonomi Indonesia ikut melemah juga, setidaknya sebesar 0,23 persen.

https://nasional.kompas.com/read/2020/03/06/06534201/berbagai-fakta-seputar-virus-corona-dari-panic-buying-hingga-temulawak

Terkini Lainnya

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke