Pasalnya, di wilayah tersebut pada bulan Februari ini kondisi lahan gambutnya diketahui sudah mengering dan diprediksi akan terjadi hingga bulan April.
"Prakiraan BMKG, Riau mungkin harus paling serius (diperhatikan) karena ada tujuh bulan kering. Jadi memang kami harus mengeluarkan patroli untuk pencegahan kebakaran," ujar Nazier di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (14/2/2020).
Nazier mengatakan, patroli yang dilakukan antara lain dengan memeriksa sekat-sekat kanal yang telah dibangun agar berfungsi maksimal.
Kendati demikian, perhatian juga perlu dilakukan ke beberapa daerah lainnya mengingat memasuki bulan Juni-Juli, kemarau juga sudah masuk ke wilayah Jambi, Kalimantan Barat, dan Sumateta Selatan.
"Kalau Sumatera Selatan ada 5 bulan kering, Jambi ada 3 bulan kering, Kalimantan Barat justru hanya 1 bulan. Jadi mungkin lebih harus siap dengan masalah banjir," kata dia.
Nazier menjelaskan, kejadian karhutla sangat dipengaruhi oleh cuaca.
Dengan demikian, upaya yang dilakukan pun dinamis.
Saat ini, kata dia, terdapat 14,9 juta hektar lahan gambut yang rusak dan lahan gambut yang sudah terbuka mencapai setengahnya dari luas tersebut.
Tahun ini, pihaknya memprioritaskan 2,6 juta hektar lahan gambut untuk direstorasi.
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/14/20110871/cegah-karhutla-wilayah-riau-harus-dapat-perhatian-serius