Wakil Ketua MKD Saleh Partaonan Daulay mempersilakan apabila ada masyarakat yang ingin melaporkan Ade.
"Jika ada warga negara yang merasa perlu melaporkan Andre Rosiade ke MKD, maka itu adalah hak mereka dan bisa dilanjutkan. Tentu setiap laporan yang masuk ke MKD akan dipelajari sungguh-sungguh," kata Saleh saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/2/2020).
Ia mengatakan, MKD akan memproses laporan yang disampaikan masyarakat.
Saleh pun mengatakan MKD bakal mengambil keputusan secara objektif terhadap suatu laporan. Termasuk soal dugaan rekayasa dalam penggerebekan PSK di Padang.
"Jika laporan dinilai memenuhi persyaratan, maka laporan akan diproses. Namun jika laporan dianggap tidak memenuhi ketentuan atau lainnya, maka bisa juga dibatalkan," ujar Saleh.
"Tapi MKD insya Allah akan mengambil keputusan terbaik, sungguh-sungguh, objektif, dan diputuskan secara kolektif kolegial," lanjut politikus PAN itu.
Syarat pelaporan yang dimaksud Saleh, salah satunya apabila anggota dewan yang bersangkutan dianggap merendahkan kehormatan kedewanan.
"Jika suatu kasus dinilai bisa menurunkan atau merendahkan kehormatan dewan secara institusional tentu bisa dilaporkan dan diproses. Contoh misal KDRT, penipuan, membuat kerusuhan sosial, narkoba. Itu kan tidak baik. Nah, kasus Andre ini kan spesifik. Nanti kami lihat dulu," tutur dia.
Saat ditanya soal opsi MKD memeriksa Andre tanpa laporan masyarakat, Saleh mengatakan hal itu mesti melalui rapat paripurna di MKD.
"Untuk memutuskan apakah sesuatu itu meruntuhkan martabat dewan, tentu itu tidak bisa dilakukan satu atau dua orang. Harus dibawa ke rapat paripurna di MKD," ujar Saleh.
"Nanti hasil keputusan rapat itu jadi rujukan apakah sesuatu bisa ditindaklanjuti oleh MKD tanpa menunggu laporan masyarakat," lanjut dia.
Diberitakan, penggerebekan prostitusi online yang melibatkan pekerja seks komersial N (27) dan mucikarinya, AS (24), di salah satu hotel berbintang di Padang pada Minggu (26/1/2020), menjadi sorotan.
Selain N dan AS yang sudah ditetapkan menjadi tersangka oleh polisi, penggerebekan itu disorot karena dilakukan polisi bersama anggota DPR RI Andre Rosiade.
Saat dikonfirmasi, Andre membantah penggrebekan terhadap PSK di Padang, Sumatera Barat adalah jebakan yang sengaja dibuatnya.
Andre mengatakan, ia mendapatkan laporan dari warga terkait adanya praktek prostitusi online. Lalu, ia melaporkan kepada polisi.
"Tidak ada saya menjebak, pertama ya kan saya dapat laporan masyarakat soal ini (prostitusi online). Saya sampaikan ke pihak kepolisian ke cyber crime Polda Sumbar dan (polisi) mengecek aplikasi yang saya laporkan. Lalu oleh Polda dicek ternyata benar, maka dilakukanlah penggerebekan oleh Polda," kata Andre, Rabu (5/2/2020).
Andre mengatakan, penggerebekan tersebut untuk membuktikan laporan masyarakat terkait adanya prostitusi online menggunakan aplikasi.
Menurut dia, warga sengaja memesan PSK tersebut dan ajudannya meminjamkan kamar untuk mengungkap adanya praktek prostitusi online.
Tak berselang lama, saat warga tersebut tengah bersama PSK di kamar, polisi masuk untuk menggerebek.
"Nah, ajudan saya memang sudah ada kamar di situ (Hotel), karena warga yang memesan tidak punya waktu lagi untuk memesan kamar, karena cewek itu minta bukti kamarnya, dimana dipinjam kamar ajudan saya," ujar dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/06/11311551/soal-penggerebekan-psk-mkd-persilakan-warga-laporkan-andre-rosiade