JAKARTA, KOMPAS.com - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid atau Gus Sholah dinilai sebagai sosok negarawan yang berjasa dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
Hal itu disampaikan Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo yang menyatakan segenap Pegawai KPK ikut berbelasungkawa atas kepergian Gus Sholah.
"Dengan wafatnya Beliau, Indonesia telah kehilangan tokoh nasional, bapak bangsa dan sosok negarawan yang juga berjasa dalam pemberantasan korupsi di negeri ini," kata Yudi dalam keterangan tertulis, Senin (3/2/2020).
Yudi menuturkan, jasa-jasa Gus Sholah dalam memberantas korupsi terlihat dari dukungannya terhadap KPK dengan cara datang langsung ke Gedung KPK atau mendukung upaya pencegahan yang dilakukan KPK.
Ia pun mencontohkan Deklarasi Tebuireng yang digagas oleh Gus Sholah pada 2017 untuk melawan praktik korupsi dengan para pemimpin lintas agama.
"Semoga, ke depan akan lahir sosok-sosok pewaris pemikiran beliau yang menjaga negeri ini dalam bingkai kebhinekaan, NKRI dan menyuarakan gerakan antikorupsi," ujar Yudi.
KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah tutup usia di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, setelah berjuang melawan sakit yang dideritanya.
Adik kandung dari Presiden keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur meninggal dalam usia 77 tahun.
Setelah disemayamkan di rumah duka di Jalan Bangka Raya 2C, jenazah akan diberangkatkan ke Jawa Timur menggunakan pesawat Batik Air melalui Bandara Halim Perdanakusuma pukul 10.00 WIB.
Menurut rencana, jenazah akan disemayamkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur sebelum dimakamkan di lokasi yang sama.
Pria kelahiran Jombang pada 11 September 1942 itu merupakan anak dari KH Wahid Hasjim. Selain dikenal sebagai tokoh agama, Gus Sholah juga dikenal sebagai politisi, tokoh HAM, hingga arsitek.
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/03/10315991/wp-kpk-gus-sholah-sosok-berjasa-dalam-pemberantasan-korupsi