Salin Artikel

[BERITA FOTO] Proses Penjemputan hingga Pemberangkatan WNI dari Wuhan ke Indonesia

Dari angka tersebut, diketahui ada 3 anak-anak. Mayoritas WNI di Wuhan merupakan mahasiswa.

Kepastian penjemputan WNI ini ketika Presiden Joko Widodo menyatakan agar WNI di Wuhan segera dievakuasi pada Jumat (31/1/2020).

Kemarin, Sabtu (1/2/2020), pesawat Batik Air jenis 330-300CEO berangkat pukul 06.00 WIB dengan membawa 19 kru dan 30 orang tim medis.

Mereka diperkirakan tiba di Tanah Air pada Minggu (2/2/2020) sekitar pukul 10.00 WIB.

"Kalau dari waktu tempuh ditambah proses block to block, sebelum jam 10 seharusnya sudah sampai," kata Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah ketika dihubungi Kompas.com, Minggu.

Kendati demikian, ia menuturkan, perkiraan waktu kedatangan tersebut masih dapat berubah.

Untuk informasi lebih rinci, ia meminta agar hal itu ditanyakan kepada otoritas Bandara Hang Nadim Batam.

"Bisa jadi lebih cepat. Tolong dicek dengan otoritas bandara Batam yang monitor pergerakan pesawat," tuturnya.

Dikarantina di Natuna

245 WNI yang dipulangkan tersebut rencananya akan tiba di Bandara Hang Nadim, Batam.

Setelah itu, mereka akan diangkut menggunakan tiga pesawat milik TNI AU ke Natuna. Ketiga pesawat tersebut terdiri dari dua unit berjenis boeing dan satu unit berjenis hercules.

Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Hang Nadim Batam Mayor Wardoyo mengatakan, pihaknya mempersiapkan tiga pesawat tersebut atas perintah Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Rencananya, saat 245 WNI tersebut tiba di Hang Nadim akan langsung dilakukan pemeriksaan di dalam pesawat.

"Jadi mereka tidak turun lagi ke bandara, dari pesawat ke pesawat dan langsung diterbangkan ke Natuna," kata Wardoyo saat ditemui di ruang VVIP Bandara Hang Nadim.

Korban meninggal 304 orang

Pemerintah China menyatakan, korban meninggal virus corona mencapai 304 orang dengan negara lain yang mengonfirmasi kasus positif juga bertambah.

Dengan Inggris, Rusia, dan Swedia mengonfirmasi adanya kasus virus, patogen dengan kode 2019-nCov itu menjangkiti lebih dari 20 negara.

AS dan Australia sudah mengumumkan larangan masuk bagi warga China, atau mereka yang baru saja bepergian ke Negeri "Panda" dalam dua pekan terakhir.

"Warga asing, kecuali permanent resident atau keluarga dari warga AS, dilarang menginjakkan kaki di sini," ucap Menteri Kesehatan Alex Azar.

Australia meminta warganya yang baru saja dari China untuk "mengisolasi diri" di rumah masing-masing selama 14 hari penuh.

Vietnam melarang segala penerbangan dari daratan utama China. Sementara Rusia mengumumkan menangguhkan visa kerja maupun visa turis bagi turis China.

Semua kebijakan negara itu muncul setelah China mengumumkan terdapat 45 laporan kematian baru di Hubei dalam 24 jam terakhir, membuat angkanya menembus 304 orang.

Kemudian seperti dilansir AFP Minggu (2/2/2020), 14.300 orang terkonfirmasi positif, membuat jumlahnya melampaui korban Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) pada 2002-2003.

Pejabat tinggi Wuhan, kota di mana virus corona pertama kali menyebar, mengakui bahwa jajarannya bertindak terlalu lambat dalam menangkalnya.

"Jika kontrol ketat diberlakukan, tentunya hasilnya tidak akan sebanyak ini," ujar Ma Guoqiang, Ketua Partai Komunis cabang Wuhan.

Otoritas setempat mendapat kritikan di dunia maya karena menahan informasi soal wabah tersebut, meski sudah mengetahuinya beberapa pekan sebelumnya.

Mereka bertindak cepat pada pekan lalu, ketika memutuskan menutup Wuhan dan kota di sekitarnya, membuat puluhan juta jiwa terisolasi.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan status darurat pada Kamis (30/1/2020), menyebut virus corona adalah penyakit "luar biasa" yang butuh penanganan "luar biasa" juga.

Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus menerangkan, di menyoroti bahwa virus China itu bisa menembus negara dengan sistem kesehatan lemah.

Meski begitu, WHO menuturkan bahwa kebijakan menutup perbatasan tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap pengendalian virus.

https://nasional.kompas.com/read/2020/02/02/09370451/berita-foto-proses-penjemputan-hingga-pemberangkatan-wni-dari-wuhan-ke

Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke