Menurut dia, Kemenlu lewat perwakilan RI di Iran, Irak, dan negara Timur Tengah lain harus bersiap untuk melakukan evakuasi terhadap warga negara Indonesia di sana jika situasi semakin memburuk.
“Saya berharap semua Kedubes RI di negara-negara Timur Tengah siap untuk rencana evakuasi WNI,” kata Bobby kepada wartawan, Kamis (9/1/2020).
Untuk saat ini, Bobby mengapresiasi langkah Kemenlu yang segera membuat notifikasi contingency plan atau rencana darurat.
Ia berharap perwakilan RI di Iran, Irak, dan sekitarnya dapat terus proaktif berkomunikasi dengan WNI di sana.
“Sehingga, tidak ada korban baik dari WNI maupun diaspora,” ujar dia.
Bobby juga mengingatkan, ketegangan dari Amerika-Iran ini juga akan berdampak pada ekonomi dunia, termasuk Indonesia.
Anggota Banggar dari Fraksi Golkar ini pun menegaskan, pemerintah harus bersiap dan mengantisipasi efek global yang akan ditimbulkan, mulai dari kenaikan harga minyak dunia hingga melemahnya nilai tukar uang.
“Pemerintah dalam keadaan darurat harus memiliki kemampuan dana yang lebih untuk mengantisipasi kejadian darurat yang berakibat signifikan. Semisal, nilai tukar yang melemah dan berpengaruh terhadap suplai kebutuhan masyarakat,” ujar dia.
Kemenlu sebelumnya mengeluarkan tujuh poin imbauan untuk WNI yang saat ini berada di Irak, Iran, dan negara sekitarnya. Kemenlu juga telah merilis nomor crisis center yang bisa dihubungi oleh WNI di tiap negara.
Sebelumnya, Iran melalui Garda Revolusi menyatakan, mereka menghujani markas pasukan AS dan sekutunya di Irak dengan "puluhan rudal".
Operasi itu dikatakan merupakan pembalasan atas pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani oleh AS pada Jumat (3/1/2020) pekan lalu.
Dilansir Sky News, Rabu (8/1/2020), "puluhan rudal" itu ditembakkan Divisi Luar Angkasa Garda Revolusi Iran, dan dinamai "Martir Soleimani".
Sumber keamanan kepada AFP mengungkapkan, serangan itu terjadi dalam tiga gelombang selepas tengah malam waktu setempat.
Setidaknya sumber itu menghitung ada sembilan rudal yang menghantam markas pasukan AS di Ain al-Assad, barat Irak.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menarik diri dari peluang perang dengan Iran, setelah markas pasukannya diserang rudal.
Dalam konferensi pers sore waktu setempat, Presiden Trump mundur dari kemungkinan terjadinya perang dengan tak mengumumkan operasi balasan.
Presiden 73 tahun itu mengatakan, tidak ada pasukan AS yang terluka akibat hantaman rudal balistik di Ain al-Assad dan Irbil.
"Iran tampaknya memilih untuk mundur, di mana hal itu bagus bagi semua pihak," katanya, seperti dilansir AFP dan BBC.
https://nasional.kompas.com/read/2020/01/09/14202201/konflik-iran-as-kemenlu-diminta-bersiap-evakuasi-wni