Salin Artikel

Obituari yang Kekurangan Kata untuk Kong Latip...

BETAWI tulen, jengkol, mancing, dan nongkrong seru. Itu mungkin gambaran paling ringkas untuk dia. Karena, selebihnya adalah pekerjaan dan pekerjaan.

Moh Latip. Itu nama resminya. Ejaannya suka-suka dia. Paling umum, Moh Latief atau malah dibalik jadi Latief Muhammad seperti di salah satu akun media sosial milik dia.

Panggilan bekennya Kong Latip atau Bang Latip. Saya, memanggilnya Mas Latip, kadang disingkat jadi Masla.

Seorang kawan punya kenangan tak terlupakan urusan pekerjaan dengan dia. Konon suatu hari si kawan ini sedang meriang atau lagi malas saja liputan. Pakai alasan tak enak badan, maksud hati minta izin tak bekerja. Yang terjadi?

“Masih bisa (maaf) ngaceng kan? Kalau masih bisa, berangkat,” ujar si kawan menirukan jawaban mas Latip.

Kesannya otoriter ya? Padahal, orangnya asoy geboy, santai serasa di pantai. Syaratnya cuma satu, “Pekerjaan beres Pal.”

Kalau menembus sumber yang diburu ketemu halangan, Masla juga bukan tipe lepas tangan. Seperti si kawan di awal cerita, ada jurus dari Mas Latip yang terbukti tokcer, “Pakai saja (sebut) namaku.”

Tim tak terduga

Sebagai pendatang belakangan, saya tak pernah terpikir bakal satu tim dengan mas Latip. Bergabung ke Kompas.com sejak 2008, Masla sudah melewati sejumlah kanal yang berbeda.

Waktu saya datang, dia dedengkot kanal properti merangkap edukasi. Saya, anak kanal news, ceritanya. 

Sampai suatu ketika kami disatukan nasib karena kebutuhan kantor. Yang bisa mengerjakan ternyata tidak mau, yang mau mengerjakan sebaliknya enggak bisa. Saya jadi “tumbal”.

Enggak langsung dipercaya, itu pasti. Di awal kolaborasi, perintahnya keras, “Sudah, elu kerjakan saja yang gue bilang, selebihnya dari gue.” Hingga, realita mengajukan tuntutan beban kerja lebih banyak dan akhirnya keluar kalimat, “Elu pegang semua ya.”

Kolaborasi berlanjut sampai membentuk sistem kerja content marketing di Kompas.com. Belajar bareng tentang digital marketing untuk native ads di media dalam level advance dan premium.

Buat yang enggak ngerti, kerja kami hanya minum kopi di kantin belakang. Begadangnya enggak ketahuan. Ketambahan, koar-koar Kong Latip sambil nyengir adalah, “Di kantor kok kerja?” 

Dari majalah sampai tujuan curhat

Besar dari lingkungan majalah Matra, Kong Latip adalah segolongan penulis yang ekspresif. Tulisannya soal mewaspadai serangan jantung berdasarkan pengalaman pribadinya sampai di-copy-paste banyak situs web dan blog. Pilihan kata-katanya pun longgar, bahkan “ngehe”.

Pengalaman di majalah bersegmen khusus menjadi bekal Mas Latip menyorot isu-isu di balik layar. Pada bulan-bulan isu reguler tak kuat, bukan barang aneh kalau perintahnya adalah menjajal peliputan dan atau model penulisan yang relatif jarang atau bahkan belum ada di Kompas.com.

Bukan Kong Latip juga kalau pekerjaan jadi bikin hidup enggak seru. Nongkrong sambil minum kopi, dengan becandaan ala Warkop dan Benyamin Sueb jadi andalan. Jadul? Memang!

Tapi itu malah uniknya. Terbukti gaya dia yang tak biasa juga bikin banyak orang nyaman numpang curhat, terutama urusan asmara dan relasi personal. Rumah tangganya sering jadi contoh, baik soal masa pacaran maupun lika-liku dialektika ketika sudah menjadi suami istri.

Pujian untuk sang istri jelas enggak ketinggalan, dalam aneka ragam ekspresi yang kadang kala juga satire bahkan sembari tertawa tengil saat mengungkapkannya.

Misal, “Bini gue kalau udah ngomel berisik banget. Gue diem aja lah daripada berantem. Tapi biasanya dia bener. Memang dia ngerti banget gue luar dalam. Pacaran aja berapa kali itu putus nyambung, ya udah ini memang jodoh gue.”

Jadi, kalau lihat Mas Latip sedang bicara serius di pojokan dengan seseorang atau banyak orang, jangan langsung dikira sedang bahas pekerjaan ya. Bisa jadi itu sesi curhat.

Yang lucu, kalau sudah merasa dekat, kadang-kadang relasi dengan Mas Latip sudah jauh banget dari bayangan struktur kantor. Jadinya malah seperti saudara, sahabat, bahkan keluarga. Bagaimana tidak, kalau komunikasinya sudah sampai level saling memahami reaksi manyun dan “penaklukannya”, meski itu semua demi pekerjaan beres?

Di mana jengkol dan mancingnya? Jengkol adalah menu favoritnya yang bila perlu diumumkan dengan penuh kebanggaan. Mancing, ini hobi utama setelah naik gunung tak bisa jadi pilihan setiap saat.

Berjuta kenangan...

Tulisan ini tak akan pernah bisa menggambarkan sosok Latip bagi setiap orang yang pernah dia sapa. Rasanya, tak akan pernah cukup kata untuk bercerita apalagi tepat dan lengkap menggambarkan sosoknya.

Lebih-lebih, saya cuma ibarat tukang eksekusi selama berkolaborasi dengannya. Soal bergaul dan bercanda, saya terlalu garing untuk bisa mengimbangi Mas Latip dan teman-temannya yang lebih lekat.

Kalau pengin tahu sosok dia dalam beragam rupa, intip saja media sosial macam Facebook  dan Instagram, lalu ketikkan namanya di kolom pencarian. Beragam rangkaian ungkapan duka yang mengiringi kepergian dan pemakamannya, sudah bercerita banyak dengan aneka rupa dimensi kenangan yang dia terakan pada masing-masing manusia.

Iya, Kong Latip mangkat pada Sabtu (28/12/2019), menjelang pukul 23.00 WIB, pada usia 43 tahun. Kini dia berbaring tenang di TPU Kampung Serab, setelah pemakaman pada Minggu (29/12/2019) pagi.

Aliran tak putus tamu takziah, penuhnya barisan shalat jenazah, hingga keriuhan areal TPU saat pemakaman, semoga menerakan tanda khusnul khotimah—akhir yang baik—untukmu, Kong....

https://nasional.kompas.com/read/2019/12/29/17445401/obituari-yang-kekurangan-kata-untuk-kong-latip

Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke