Salin Artikel

Konsep Green City di Ibu Kota Baru Dinilai Sulit Terwujud

Direktur Eksekutif Trend Asia Yuyun Indradi mengatakan, konsep itu sulit terwujud karena ibu kota baru tetap membutuhkan pasolan listrik yang berasal dari pembangkit listrik tenaga uap.

"Pemindahan ibu kota baru pasokan energi 1,5 gigawatt dan pengusaha akan sangat senang hati untuk bangunkan pusat pasokan listrik sebesar itu. Artinya smart city, green city, dan zero emisi jelas tidak mungkin," kata Yuyun dalam diskusi di Kantor YLBHI, Selasa (17/12/2019).

Berdasarkan laporan yang disusun oleh Trend Asia bersama sejumlah organisasi masyarakat lainnya, sudah ada empat PLTU yang beroperasi di Kalimantan Timur dan tujuh PLTU lainnya akan menyusul beroperasi.

Menurut Yuyun, hal itu akan membuat lokasi ibu kota baru menerima kepulan asap dari PLTU-PLTU di sekitarnya selayaknya yang terjadi di Jakarta saat ini.

"Masyarakat Kaltim akan menikmati hasil pembangunan pemindahan ibukota melalui polusi udara seperti yang dialami oleh masyarakat Jakarta," ujar Yuyun.

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, ibu kota baru akan dibangun dengan konsep ramah lingkungan.

Sebab, pemerintah ingin calon ibu kota baru itu nyaman ditempati oleh para penghuninya.

“Nanti di ibu kota baru dibangun dengan konsep green city. Kalimantan yang lebih dekat dengan forest city dan energinya harus terbarukan, clean dan renewable energy,” ujar Bambang di Jakarta, Rabu (10/7/2019).

https://nasional.kompas.com/read/2019/12/17/19413411/konsep-green-city-di-ibu-kota-baru-dinilai-sulit-terwujud

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke