JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Fraksi Nasdem di DPR RI Saan Mustofa menegaskan, Nasdem tidak bermaksud mencari muka ke Presiden Joko Widodo mengenai wacana amendemen UUD 1945, khususnya soal penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
"Buat apa juga misalnya Nasdem ingin mencari muka? Kalau mau cari muka, kemarin saja di periode pertama pencalonan misalnya. Tapi kami enggak. Bukan di situ konteksnya," ujar Saan saat dijumpai di Upnormal Coffee Roasters, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Saan juga menegaskan bahwa Nasdem mendukung Presiden Jokowi tanpa syarat. Dukungan tanpa syarat itu terbukti mulai dari Jokowi mencalonkan diri menjadi presiden pada Pemilu 2014 lalu dan berlanjut pada Pemilu 2019.
"Kalau Nasdem dari awal dalam konteks Pak Jokowi, dari mulai periode pertama bahkan di periode kedua pemilu kemarin memberikan dukungan dan bersama Pak Jokowi itu tanpa syarat. Tanpa bergaining apapun," kata Saan.
Saan mengakui, Nasdem memang yang termasuk mendorong amendemen UUD 1945, termasuk soal menambah masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
Namun, Saan menegaskan bahwa dorongan itu belum menjadi sikap resmi Nasdem.
"Kalau kita ya dari awal mewacanakan, bukan bersikap. Mewacanakan, menggagas. Pertama amendemen konstitusi secara menyeluruh, termasuk di dalamnya soal wacana terkait masa jabatan presiden, haluan negara dan seterusnya," kata Saan.
Dorongan itu, lanjut Saan, akan disesuaikan dengan aspirasi yang berkembang di publik. Apakah setuju dengan penambahan masa jabatan presiden atau sebaliknya.
"Jadi kita akan lihat respons dari masyarakat. Karena belum sampai pada sikap, belum ada usulan, baru gagasan. Kalau umumnya publik tidak menghendaki amendemen, ya udah kita stop saja, enggak usah ada lagi amendemen, baik terbatas maupun menyeluruh," lanjut dia.
Diberitakan, Presiden Jokowi menegaskan, tidak setuju dengan usul masa jabatan presiden diperpanjang menjadi tiga periode. Ia merasa curiga pihak yang mengusulkan wacana itu justru ingin menjerumuskannya.
"Kalau ada yang usulkan itu, ada tiga (motif) menurut saya, ingin menampar muka saya, ingin cari muka, atau ingin menjerumuskan. Itu saja," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/12/2019).
Presiden Jokowi menegaskan bahwa sejak awal, ia sudah menyampaikan bahwa dirinya adalah produk pemilihan langsung berdasarkan UUD 1945 pasca-reformasi.
Dengan demikian, saat ada wacana untuk mengamendemen UUD 1945, Jokowi sudah menekankan agar tak melebar dari persoalan haluan negara.
"Sekarang kenyataannya begitu kan, (muncul usul) presiden dipilih MPR, presiden tiga periode. Jadi lebih baik enggak usah amendemen. Kita konsentrasi saja ke tekanan eksternal yang tidak mudah diselesaikan," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2019/12/03/17475781/dorong-penambahan-masa-jabatan-presiden-nasdem-bantah-cari-muka-ke-jokowi