Sukardi merupakan salah satu staf khusus Jokowi pada pemerintahan periode 2014-2019 yang masih dipertahankan hingga saat ini.
Wajah lama selain Sukardi, ada pula Diaz Hendropriyono dan Ari Dwipayana.
Ketiganya akan berkolaborasi dengan sembilan staf khusus presiden yang baru ditunjuk Presiden Jokowi.
Sebanyak tujuh dari sembilan itu berlatar belakang milenial.
Sebelum masuk Istana, Sukardi atau yang akrab disapa Cak Kardi ini lebih dikenal sebagai seorang pengamat politik, budayawan sekaligus penulis buku.
Dia lahir di Madiun, 5 Juni 1963. Sukardi menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia.
Kemudian, dia melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di National University of Singapore.
Selesai menempuh pendidikan, Sukardi sempat menjadi staf peneliti di Center for strategic and International Studies (CSIS).
Ia kemudian menjabat sebagai Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS).
Cak Kardi kerap kali muncul sebagai pembicara di berbagai forum seminar, diskusi, wawancara di televisi sebagai pengamat politik.
Selain itu, dia juga mengerjakan proyek penelitian dan juga kerap menulis di media.
Pada pilpres 2014, Sukardi menjadi salah satu tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla. Ia berperan sebagai penasihat politik Jokowi.
Setelah Jokowi-JK menjabat, Sukardi pun dipercaya masuk Istana. Ia menjadi staf khusus presiden bidang politik dan pers.
Tugas Sukardi adalah membuat teks pidato untuk Presiden Jokowi.
Masuk ke dalam lingkar kekuasaan, Sukardi tercatat pernah membuat blunder lantaran menulis bahwa Proklamator Soekarno lahir di blitar dalam pidato Presiden.
Padahal Soekarno lahir di Surabaya. Sukardi pun meminta maaf atas kekeliruan itu.
"Kesalahan tersebut sepenuhnya adalah kekeliruan saya dan menjadi tanggung jawab saya," ujar Sukardi dalam pernyataan pers yang diterima pada Kamis (4/6/2015).
Meski demikian, peristiwa itu berlalu cepat dan Sukardi dapat menjalankan tugasnya dengan baik hingga akhirnya ia dipercaya kembali untuk menjadi staf khusus Jokowi.
https://nasional.kompas.com/read/2019/11/21/18443131/profil-cak-kardi-wajah-lama-yang-dipilih-kembali-jadi-stafsus-jokowi