"Kita sudah harus mengubah paradigma perbatasan. Tidak lagi dalam pendekatan keamanan, tetapi harus keamanan dan kesejahteraan," kata Ganewati dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Sabtu (16/11/2019).
Ia mencontohkan seperti yang terjadi di salah satu titik perbatasan Indonesia-Malaysia, Pulau Sebatik, Kalimantan Utara.
Pembangunan infrastruktur selama lima tahun terakhir membuat distribusi barang ke wilayah itu sangat lancar. Kebutuhan pokok masyarakat setempat yang sebelumnya menjadi persoalan pun terpenuhi.
"Kalau dulu, hampir 90 persen barang-barang yang beredar di Sebatik adalah barang Malaysia," ujar dia.
Masuknya barang negara tetangga ke Sebatik itu wajar adanya. Sebab dahulu akses Sebatik dengan kota besar, Tarakan misalnya, baru dapat ditempuh dengan melalui perjalanan air selama empat jam.
Oleh sebab itu, barang yang ada pun lebih banyak didisitribusikan dari Malaysia karena akses yang lebih lancar.
Namun kini, seiring dengan pembangunan infrastruktur, maka perekonomian masyarakat di Sebatik semakin membaik.
"Ada korelasi yang cukup signifikan dalam konteks Sebatik dengan perbaikan infrastruktur bahwa sekarang sudah 65 persen barang-barang itu sudah dari Indonesia," ujar Ganewati.
https://nasional.kompas.com/read/2019/11/16/15310681/peneliti-lipi-pendekatan-menangani-persoalan-perbatasan-harus-diubah