Deradikalisasi perlu ditingkatkan, namun Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai leading sector penanggulangan terorisme tak bisa bekerja sendiri.
"Cuman kan (BNPT) tidak bisa sendiri. Bekerja sama dengan kepolisian, bekerjasama dengan seluruh stakeholder terkait," ujar Dedi di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (14/11/2019).
Dedi mengatakan, kerjasama ini dapat dilakukan bersama Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama.
Termasuk dengan organisasi masyarakat (ormas) seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Menurut Dedi, kerjasama deradikalisasi itu dapat langsung menyentuh masyarakat. Caranya adalah dengan memberikan edukasi menyeluruh guna menangkis paparan paham radikalisme.
"Mulai di tingkat sekolah, maupun komponen masyarakat yang lainnya. Bukan hanya eks napiter-napiter yang disentuh, justru masyarakat boleh dikatakan akan sangat rentan terpapar oleh paham radikalisme ekstrim," katanya.
Berdasarkan Litbang Harian Kompas, terdapat 18 serangan yang mengarah pada kepolisian.
Berikut data serangan teroris terhadap Polri:
1. 15 Maret 2010, di Kebumen, Jawa Tengah
2. 10 April 2010, di Purworejo, Jawa Tengah
3. 22 September 2010, Deli Serdang, Sumatera Utara
4. 1 Desember 2010, Klaten, Jawa Tengah
5. 15 April 2011, Cirebon, Jawa Barat
6. 3 Juni 2013, Poso, Sulawesi Tengah
7. 20 Juli 2013, Tasikmalaya, Jawa Barat
8. 16 September 2013, Semarang, Jawa Tengah
9. 14 Januari 2016, Jakarta Pusat
10. 5 Juli 2016, Surakarta, Jawa Tengah
11. 1 Januari 2018, Makassar, Sulawesi Selatan
12. 8 Mei 2018, Depok, Jawa Barat
13. 14 Mei 2018, Surabaya, Jawa Timur
14. 16 Mei 2018, Pekanbar, Riau
15. 25 Mei 2018, Banyumas, Jawa Tengah
16. 3 Juni 2019, Sukoharjo, Jawa Tengah
17. 19 Agustus 2019, Surabaya, Jawa Timur
18. 13 November 2019, Medan, Sumatera Utara
https://nasional.kompas.com/read/2019/11/14/20454071/10-tahun-18-kali-diserang-teroris-polri-deradikalisasi-perlu-kerja-sama