Menurut dia, Jokowi sendiri sudah pusing memikirkan jatah menteri untuk parpol koalisi.
"Pak Jokowi saja saya kira hari-hari ini cukup puyeng memikirkan porsi kementerian untuk seluruh partai pendukungnya. Kan partai pendukung beliau tidak sedikit," ujar Hidayat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Pada Pilpres 2019, Jokowi didukung PDI-P, Golkar, Nasdem, PKB, dan PPP.
Ada juga partai lain yang tak lolos ke parlemen, yakni Hanura, Perindo, PSI, PBB, dan PKPI.
Jumlah parpol yang menjadi barisan pendukung Jokowi-Ma'ruf juga masih bisa bertambah jika Gerindra, Demokrat, dan PAN jadi bergabung ke koalisi.
"Padahal Pak Jokowi sudah bilang komposisi menteri antara profesional partai dan profesional nonpartai, yang partai hanya 40 persen. Kalau hanya 40 persen, ada 34 (kementerian), berarti hanya sekitar 16. Pasti tidak mudah membagi," kata Hidayat.
Oleh sebab itu, Hidayat mempersilakan Jokowi memilih nama-nama menterinya dari parpol koalisi. PKS tak berminat masuk ke kabinet dan menyatakan tetap akan menjadi oposisi.
"Kami selalu menyampaikan kursi menteri selalu dibagi kepada partai pendukung Pak Jokowi saja masih kurang, apalagi masing-masing sudah mengajukan banyak calon. Silakan berikan itu kepada pendukung Pak Jokowi," kata dia.
Presiden Jokowi sebelumnya bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Jokowi mengakui, ketiga pertemuan yang digelar terpisah di Istana itu membahas soal peluang ketoga partai untuk berkoalisi dan masuk kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Hanya PKS parpol pengusung Prabowo-Sandi di parlemen yang belum bertemu Jokowi.
Presiden PKS Sohibul Iman sudah menyampaikan ia hanya mau bertemu Jokowi usai pembentukan kabinet. Dengan begitu, tak ada spekulasi liar bahwa PKS mengincar jatah menteri.
https://nasional.kompas.com/read/2019/10/16/14242691/hidayat-pak-jokowi-sudah-puyeng-pikir-porsi-menteri-pks-tak-berminat