Padahal, menurut dia, Faisal sudah mengingat apa saja yang ia lakukan saat demo, atau sebelum penganiayaan itu menimpanya.
"Kalau berangkat demo jam berapa? 12.30, Sampai sana apa? Ya orasi, bantu teman-teman, nah terus kamu kenapa kok jadi sampai kepalanya pecah, tengkorak kamu sampai bahu kamu pecah? Ada yang mukul. Siapa yang mukul? Lupa," ujar Ratu.
Faisal mengalami pendarahan di kepala dan patah tulang pada bahu kanannya akibat menjadi korban kekerasan saat demonstrasi di depan Gedung DPR RI.
Ratu juga menyampaikan, belum ada saksi mengenai peristiwa yang menimpa anaknya. Sebab, saat ditemukan, Faisal sudah tergeletak dan terluka.
"Kalau saksi yang memukul belum tahu karena Faisal ini ditemukan sudah tergeletak. Ya seperti foto beredar itu. Apa ya, aduh, ngeri saya," kata dia.
Saat ini, Faisal berangsur-angsur membaik. Bahkan, Faisal sudah dapat berjalan sedikit, misalnya dari tempat tidur ke sofa di kamar rumah sakit.
Rencananya, Faisal dipindah dari Sakit Pelni, Slipi, Jakarta Barat ke Rumah Sehat atau rumah yang steril.
Nantinya, ia akan terus dalam pengawasan dokter untuk 3-6 bulan ke depan.
"Dia tetap dalam perawatan dokter, pengobatan dokter, cuma tempat tinggal dia ini dipindahkan. Karena rumah sakit itu kan banyak penyakit, sehingga dia harus dipindahkan ke tempat yang sehat," tutur Ratu.
https://nasional.kompas.com/read/2019/10/05/10490381/mahasiswa-al-azhar-faisal-amir-lupa-siapa-yang-memukulinya-saat-demo