Salin Artikel

Bagaimana Pandangan Milenial terhadap Revisi UU KPK?

Dukungannya pada generasi muda masa kini juga tak main-main.

Ia kerap kali menonjolkan potensi generasi milenial, khususnya untuk mendongkrak ekonomi Indonesia.

Sayangnya, dukungan Jokowi terhadap revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berseberangan dengan keinginan para milenial ini.

Berdasarkan survei KedaiKOPI, responden dengan rentang usia 19-23 tahun cenderung menolak pengesahan RUU KPK.

Setidaknya ada 62,7 persen responden milenial yang berpendapat revisi UU KPK melemahkan KPK.

"Kali ini milenial berbeda dengan Presiden,“ ujar Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo dalam keterangan tertulis, Selasa (1/10/2019).

Sementara itu, responden milenial yang berpendapat bahwa RUU KPK akan menguatkan lembaga antirasuah itu hanya 7,3 persen.

Adapun persepsi responden secara umum terhadap revisi UU KPK juga beragam.

Sebanyak 55,2 persen responden berpendapat revisi UU KPK melemahkan KPK, 11,7 persen menganggap akan menguatkan, dan 33,1 persen menolak berpendapat

Menurut responden, tiga hal yang melemahkan KPK adalah hadirnya Dewan Pengawas KPK, persetujuan Dewan Pengawas KPK untuk pelaksanaan operasi tangkap tangan (OTT) dan status aparatur sipil negara (ASN) untuk penyidik.

Survei ini juga menggolongkan responden yang pro Jokowi atau memilih Jokowi-Maruf Amin pada Pemilu bulan April lalu.

"Pemilih Jokowi-Ma'ruf yang berpendapat revisi UU KPK melemahkan KPK ada 48,3 persen. Sementara yang berpendapat menguatkan KPK hanya 18,4 persen dan sisanya 33,3 persen tidak berpendapat," kata Kunto.

KedaiKOPI juga menanyakan pendapat responden soal revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang dianggap kontroversial.

Diketahui, RUU KPK dan RKUHP termasuk regulasi yang ditolak dalam gerakan mahasiswa, awal pekan lalu.

Sekitar 59,1 persen responden yang menginginkan revisi UU KUHP tidak segera disahkan. Sementara responden yang meminta agar disahkan sebesar 11,9 persen dan sisanya tidak berpendapat.

Untuk pemilih Jokowi-Maruf, yang meminta revisi UU KUHP tidak segera disahkan ada 55,3 persen. Sedangkan yang merasa harus segera disahkan ada 17,5 persen dan sisanya tidak berpendapat.

Survei KedaiKOPI tersebut dilaksanakan pada 28-29 September 2019. Adapun margin of error-nya kurang lebih 4,53 persen.

https://nasional.kompas.com/read/2019/10/02/06020001/bagaimana-pandangan-milenial-terhadap-revisi-uu-kpk-

Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke