Salin Artikel

Tiga Polisi yang Tembakkan Senpi di Acara Adat Lampung Diperiksa Propam

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal mengatakan salah satu anggota merupakan Direktorat Polisi Air Baharkam Polri (Ditpolair), sementara yang lainnya merupakan personel Polda Lampung.

"3 oknum ini kita sudah tindak tegas, diperiksa propam langsung. Yang menggunakan senjata panjang, oknum Polair Mabes dibawa ke sini, beserta barang buktinya. Kita akan periksa dan tindak tegas," kata Iqbal di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (20/9/2019).

Iqbal pun mengucapkan maaf kepada masyarakat atas kejadian tersebut.

Ia mengatakan, senjata tersebut merupakan senjata organik milik Polri. Senjata tersebut, katanya, seharusnya digunakan dalam rangka menjalankan tugas.

Nantinya, polisi tersebut dapat dikenakan sanksi seperti penundaan kenaikan pangkat hingga pidana.

"Makanya pimpinan harus tegas untuk melakukan proses tindakan disiplin pada yang bersangkutan. Banyak sanksinya, dari ditunda kepangkatan, dicabut dalam jabatan struktural, sampai dikurung," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, sebuah video yang diunggah akun Instagram @seputar_lampung mengenai acara adat Lampung (Begawi) menjadi viral di media sosial.

Acara adat yang lazimnya dimeriahkan bunyi-bunyian menggunakan petasan atau mercon, justru menggunakan senjata laras panjang dan pendek.

Pada video berjudul “Prosesi Begawi di Kotabumi, Lampung Utara Diwarnai Tembakan ke Udara”, terlihat seorang pria memakai jaket sweater berponco warna abu-abu menembakkan senjata laras panjang ke udara.

Dalam video berdurasi 48 detik itu, sejumlah anak-anak yang berada di lokasi terlihat berebut memungut benda yang diduga selongsong peluru.

Tak lama berselang, seorang menggunakan jas hitam dan kopiah adat menembakkan senjata laras pendek sebanyak lima kali ke udara.

Kemudian, seorang memakai batik merah dan berkopiah juga menembakkan senjata laras pendek sebanyak tiga kali di udara.

https://nasional.kompas.com/read/2019/09/20/16474901/tiga-polisi-yang-tembakkan-senpi-di-acara-adat-lampung-diperiksa-propam

Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke