Hal tersebut dikarenakan tantangan periode kedua akan lebih besar bagi Jokowi mengingat dia tidak bisa lagi maju di Pemilu 2024 mendatang.
"Sehingga secara psikologis politik, tahun kelima nanti pamor kekuasaannya akan terus turun sehingga penentuan posisi menteri-menteri jadi kata kunci," kata Ari di kantornya, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/8/2019).
Menurut Ari, posisi menteri tersebut menjadi kata kunci supaya nantinya Jokowi tetap prima dalam menjalankan tugas-tugasnya di periode 2019-2024 ini.
"Jangan sampai kabinet dan pemerintahan ini kurang efektif, jadi sedikit lumpuh karena mereka (menteri) punya konsentrasi agenda lain, konsentrasi di Pemilu 2024," ujar dia.
Jokowi juga harus bisa memastikan bahwa nantinya yang menjadi menteri-menteri di kabinetnya merupakan kader-kader terbaik untuk melanjutkan tongkat estafet periode kepemimpinannya.
Dengan demikian, kata Ari, rencana adanya nomenklatur baru di kementerian atau menteri-menteri berusia muda yang diangkat ke kabinet, tidak akan menjadi masalah.
Sebab hal yang paling penting adalah Jokowi memiliki pertimbangan yang matang tentang nomenklatur susunan kementerian dan nama-nama terbaik.
"Komposisi 45:55, profesional dan politik it's okay, yang penting bagaimana efektif bekerja, bisa mengirim semua visi misi Jokowi di periode kedua. Ini di tengah politik dan ekonomi yang sulit, keefektifan kerja para menteri jadi kata kunci," tegas dia.
https://nasional.kompas.com/read/2019/08/30/06580321/para-syndicate-penentuan-posisi-menteri-jadi-kata-kunci-jokowi