Pemerintah menargetkan minimal 50 persen area ibu kota baru nantinya dijadikan RTH.
"Intinya kota dalam hutan. Minimal 50 persennya RTH," ujar Bambang saat berkunjung ke Menara Kompas, Jakarta, Rabu (28/8/219).
Adapun RTH yang akan dibangun meliputi taman rekreasi, ruang terbuka hijau, kebun binatang, taman botani, dan kompleks olahraga yang terintegrasi dengan bentang alam yang ada seperti kawasan berbukit dan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Bambang mengatakan, karena konsepnya hutan, maka akan banyak ditanam pohon-pohon baru di sana. Termasuk merehabilitasi Bukit Soeharto.
Kawasan tersebut memang hutan lindung, namun sudah terjamah tangan "pengganggu" yang membangun tambang batu bara dan hutan sawit.
Bambang mengatakan, pemerintah sengaja memasukkan Bukit Soeharto ke dalam area yang telah mereka patok sebagai ibu kota baru.
"Bukit Soeharto dimasukkan, tapi bukan buat dipakai. Tapi buat direhabilitasi," kata Bambang.
Selain itu, bangunan pemerintahnya juga harus green design, baik dari segi hemat energi maupun banyaknya tumbuhan yang ditanam.
Salah satu yang diperhatikan pemerintah dalam membangun kompleks pemerintahan di sana yakni ada minimum ketinggian gedung.
Pembangunan dilakukan secara vertikal untuk meminimalisir perluasan lahan yang dipakai untuk bangunan pemerintah.
Termasuk rumah tinggal bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Kita tidak mendorong landed house, tapi mendorong semacam apartemen dan town house," kata Bambang.
Namun, tetap ada ketentuan maksimal tinggi gedungnya. Bambang mengatakan, tingginya juga tidak boleh melebihi tinggi pohon di hutan.
"Kami tidak mau kesan hutannya ketutupan karena gedung tinggi," kata Bambang.
https://nasional.kompas.com/read/2019/08/29/08572681/usung-konsep-forest-city-50-persen-ibu-kota-baru-akan-jadi-rth