Salin Artikel

Dicurigai karena Jadi Penasihat Kapolri, Hendardi: Terlalu Menghina

Hendardi meminta siapa pun yang menuduh Pansel KPK, termasuk dirinya, agar membuktikan tuduhan tersebut. 

Hendardi pun tak menyangkal bahwa dia dan Indriyarto Seno Adji menjadi penasihat ahli Kapolri.

"Tak pernah saya tutupi kok, bukan dosa. Cuma bahwa memang integritas saya diukur ketika saya menjabat sebagai penasehat ahli yang kira-kira 5 tahun ini, saya sudah hampir 4 dasawarsa integritas saya, itu terlalu menghina, terlalu mensimplifikasi," kata Hendardi di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Selasa (27/8/2019).

Adapun tudingan tersebut disampaikan oleh Koalisi Kawal Capim KPK berdasarkan hasil penelusuran rekam jejak digital dan pengakuan para anggota Pansel KPK. 

Mereka menyebutkan ketiga orang pansel memiliki kedekatan dengan Polri karena jabatannya, salah satunya Hendardi.

Sementara itu, menurut Hendardi, jika seseorang yang duduk di suatu jabatan tertentu dan integritasnya dianggap berubah, hal tersebut sedianya tak dapat diterima.

Ia mengatakan, jabatannya sebagai penasihat ahli Kapolri itu merupakan jabatan non-struktural.

"Jadi think tank-nya Kapolrilah. Itu juga belum tentu pikiran kita dibaca. Bisa dibaca, bisa digunakan, bisa tidak. Kalau diperlukan diambil, kalau tidak ya dibuang," ucap Hendardi.

Selain itu, kecurigaan juga dialamatkan kepada Ketua Pansel Capim KPK Yenti Garnasih yang merupakan pengajar program pendidikan Polri.

Pansel juga dikritik karena dianggap tak selektif dalam meloloskan para kandidat capim KPK.

https://nasional.kompas.com/read/2019/08/28/05343331/dicurigai-karena-jadi-penasihat-kapolri-hendardi-terlalu-menghina

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke