Amien mengatakan, konflik di Papua juga tidak bisa diselesaikan bila hanya menggunakan pendekatan ekonomi maupun politik. Menurut dia, konflik di provinsi paling timur Indonesia itu harus ditangani secara multidimensi.
"Jangan kita menyepelekan perkembangan di Papua. Karena itu tolong pendekatannya jangan hanya security approarch, bahkan bukan economy approach atau political approach tapi harus betul-betul multidimensional approach," kata Amien saat menghadiri milad ke-21 PAN di Pluit, Jumat (23/8/2019).
Amien menyebut, salah satu pendekatan yang bisa digunakan dalam menangani konflik Papua adalah pendekatan dari segi kemanusiaan dengan memandang warga Papua sederajat dengan warga Indonesia lainnya.
"Saya yakin teman-teman di Papua 90 persen itu berhati nurani yang sama dengan kita. Jadi pendekatan yang komprehensif, ya kemanusiaan, ya sosial, ya ekonomi, harga diri, dan lain-lain," ujar Amien.
Lebih lanjut, Amien menegaskan bahwa pendekatan militeristik tidak dapat berjalan efektif. Ia pun mencontohkan Uni Soviet dan Yugoslavia yang bubar meski mempunyai militer yang kuat.
"Yugoslavia dengan Presiden Tito, negara Eropa Timur yang paling kuat, paling makmur, paling stabil, kemudian enggakk ada lagi bekasnya sama sekali sudah bubar-bar. Nah kita NKRI jangan main-main," kata Amien lagi.
Sebelumnya, terjadi kerusuhan massa di Papua dan Papua Barat sebagai buntut insiden kasus persekusi terhadap mahasiwa asal Papua di Surabaya, Jawa Timur.
Kericuhan terjadi di Manokwari dan Sorong pada Senin (19/9/2019) serta Fakfak dan Timika, Rabu (21/8/2019).
Di Manokwari, kerusuhan menyebabkan terbakarnya gedung DPRD. Massa juga memblokade sejumlah jalan. Di Timika, demonstran melempar batu ke arah gedung DPRD setempat.
Sementara itu, di Jayapura terjadi unjuk rasa memprotes insiden di Surabaya. Unjuk rasa sempat memanas meski tak berujung rusuh.
https://nasional.kompas.com/read/2019/08/23/17245331/amien-rais-sebut-jangan-hanya-gunakan-pendekatan-politik-untuk-papua