Salin Artikel

BNPT Sebut Polisi Jadi Target Serangan Teroris karena Efek Dendam

"Memang jadi target utama saat ini karena kebetulan yang menangani masalah terorisme ini kan adalah kepolisian. Ada dendam terhadap aparat-aparat kepolisian karena mereka yang menangkap teroris," ujar Suaib saat ditemui dalam diskusi dan peluncuran buku "Memberantas Terorisme di Indonesia: Praktik, Kebijakan, dan Tantangan" di Hotel Century, Jakarta Selatan, Selasa (20/8/2019).

Dilaporkan, polisi menjadi menjadi target serangan utama dari teroris sepanjang tahun 2017-2018. Berdasarkan kajian The Habibie Centre (THC), sebanyak 74 persen serangan terorisme disasarkan ke polisi.

Selain polisi, target serangan teroris lainnya adalah masyarakat sebesar 11 persen, fasilitas agama (5 persen), dan target serangan lainnya (10 persen).

Menurut Suaib, berdasarkan pengamatannya, aparat penegak hukum dipandang oleh teroris sebagai kelompok yang harus diserang. Itu, kata Suaib, juga terjadi di negara lainnya.

"Mereka (teroris) punya anggapan bahwa aparat penegak hukum itu memang harus diserang. Kebetulan, yang sering berbenturan dengan teroris ya polisi. Di beberapa negara lain, khususnya negara di Timur Tengah, juga sama," imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Serve Indonesia, Dete Aliah, menambahkan, pola penangkapan oleh kepolisian harus dievaluasi supaya tidak menimbulkan efek baru.

"Target sasaran teroris kan awalnya ada orang asing, kemudian bergeser ke polisi karena ada efek dendam dari cara polisi menangkap yang dilakukan secara represif. Harus ada mekanisme baru penangkapan dan pemulihan teroris supaya tidak menimbulkan balas dendam," tutur Dete.

https://nasional.kompas.com/read/2019/08/20/20224021/bnpt-sebut-polisi-jadi-target-serangan-teroris-karena-efek-dendam

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke