Salin Artikel

Hoaks Fakta Sepekan, dari Pemadaman Listrik Bergilir hingga Formulir Jenis Kelamin

KOMPAS.com - Kabar bohong atau hoaks, disinformasi dan misinformasi hingga kini masih bisa kita temui di media sosial dan aplikasi pesan WhatsApp.

Tersebarnya kabar bohong ini tentu menimbulkan kecemasan dan keresahan bagi masyarakat yang membacanya.

Sebab, informasi yang belum jelas kebenarannya itu bisa merugikan sejumlah pihak yang tidak selektif dalam memilih dan memilah informasi yang diterima.

Dengan demikian, pembaca diimbau agar selektif dan cermat dalam menyaring informasi dan kabar yang diperoleh agar tidak termakan informasi palsu.

Pada pekan ini, Kompas.com telah merangkum ada tiga hoaks, satu fakta, dan satu klarifikasi mulai 5-10 Agustus 2019. Berikut rinciannya:

1. Pemadaman Listrik Bergilir Tiap 3 Jam di Jakarta

Beredar sebuah infomasi melalui media sosial Twitter yang menyebut akan terjadi pemadaman bergilir di Jakarta tiap 3 jam sekali pada Senin (5/8/2019).

Adapun informasi ini cepat menyebar lantaran usai blackout atau listrik mati secara serentak di wilayah Jakarta, banten, dan sebagian Jawa Barat.

Berikut bunyi pesan tersebut:

"Buat yang listriknya udah nyala: Pesan dari teman yang kerja di PLN, karena tiap 3 jam akan dimatiin bergilir jadi segera isi air dan charge segala handphone atau lampu cadangan. Silakan disiapkan temans!".

Menanggapi hal itu, Executive Vice President Corporate Communication & CSR PT PLN, Dwi Suryo Abdullah membantah bahwa informasi yang beredar di Twitter.

"Tidak dilakukan (pemadaman bergilir) setiap 3 jam. Itu berita hoaks," ujar Dwi saat dihubungi Kompas.com pada Senin (5/8/2019).

Selain itu, Dwi juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah mempercayai informasi hoaks, dan meminta masyarakat agar menyimak informasi resmi dari PLN.

2. Informasi Pemadaman Listrik di Jateng dan DIY

Kemudian, muncul informasi serupa mengenai pemadaman listrik di daerah Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Rabu (7/8/2019) melalui media sosial dan aplikasi pesan WhatsApp.

Beberapa warganet yang memperoleh informasi itu pun turut mempertanyakan kebenaran melalui media sosial Twitter kepada PT PLN @pln_123.

"@pln_123 min apa benar besok ada pemadaman bergilir di daerah Jateng?," tulis salah satu warganet.

Mengonfirmasi hal itu, PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa tengah dan DIY mengungkapkan bahwa tidak ada pemadaman listrik untuk wilayah Jateng dan DIY.

"Perlu kami sampaikan bahwa isu pemadaman serempak pada tanggal 7 Agustus 2019 pukul 09.00-16.00 yang saat ini beredar di wilayah Jawa Tengah dan DIY adalah tidak benar, mohon maaf atas ketidaknyamanannya," tulis pihak PLN dalam unggahan resminya.

Tak hanya itu, Manager Komunikasi PLN Distribusi Jateng-DIY, Haris pun membantah adanya informasi pemadaman listrik tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa sistem kelistrikan di Jateng dan DIY saat ini masih dalam kondisi normal.

Adapun pihak PLN terus berupaya memantau dan mengendalikan pasokan listrik Jateng dan DIY untuk memastikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat setempat.

3. Surat Peminjaman Genset Gratis Atas Nama PT PLN

Muncul informasi menyebutkan, pihak PLN menerima peminjaman genset gratis kepada masyarakat saat terjadi pemadaman listrik di daerah bintara, Penggilingan, Tangerang, yang dijadwalkan padam pada 8-9 Agustus 2019.

Adapun kabar tersebut banyak tersiar melalui media sosial dan WhatsApp pada Kamis (8/8/2019).

Awalnya, informasi itu diunggah oleh salah satu pengguna Facebook, YK yang menampilkan surat edaran pemadaman listrik di daerah Bintara karena adanya pelaksanaan pemeliharaan jaringan 20 KV Recloser CSB dan pemulihan Gardu/travo listrik yang mengalami overload.

Menyikapi tersebarnya informasi tentang peminjaman genset gratis di sejumlah media sosial, Senior Manager Affairs PLN UID Jakarta Raya, Tris Yanuarsyah menegaskan bahwa surat edaran tersebut termasuk hoaks.

"Hoaks. Pemadaman terencananya PLN distribusi Jakarta Raya, selain surat ke warga juga bisa dilihat via aplikasi pelita.plnjaya.co.id," ujar Tris kepada Kompas.com pada Kamis (8/8/2019).

Selain itu, Tris mengatakan bahwa adanya perbedaan pada kop surat palsu, sebutan area, lokasi padam, dan nama manager PLN yang berganti-ganti.

Adapun untuk mengantisipasi terjadi hal serupa, Tris mengimbau masyarakat untuk segera melapor kepada PT PLN jika menemukan surat yang sama.

Pelaporan bisa melalui via telepon 123, akun Twitter PT PLN (persero) @pln_123, akun Facebook PLN123, virtual assistent di aplikasi PLN mobile, atau bisa juga di email resmi pln123@pln.co.id.

4. Pesan Berantai 17 Voucher Cashback GoPay

Aplikasi pesan WhatsApp ramai dengan pesan yang menyebut adanya promo 17 voucher cashback senilai Rp 10.000 yang dibagikan secara cuma-cuma kepada pengguna aplikasi Go-Jek.

Kabar tersebut cepat menyebar melalui pesan berantai yang awalnya beredar pada Kamis (8/8/2019).

Berikut isi pesan tersebut:

"Yang punya aplikasi Go-Jek: Buka Go-Jek---> account---> enter promo code, isi SEMANGATMERDEKA17.
Langsung dapat 17 voucher 10 ribu
Indahnya berbagi
Saya sudah coba, lumayan dapat 17 voucher cashback 10 ribu."

Atas maraknya pesan tersebut, Senior Product Marketing Manager GoPay, Priska Patianom memebenarkan bahwa promo 17 voucher dengan kode "Semangat Merdeka" dikeluarkan oleh pihaknya.

"Betul. Dalam rangka menyambut bulan kemerdekaan, kami mengadakan promo GoPay Semangat Merdeka (Semangat = Semua Senang Karena Hemat)," ujar Priska kepada Kompas.com pada Jumat (9/8/2019).

Ia berharap, dengan adanya promo ini semua pengguna Go-Jek dapat menikmatinya dan mendorong peningkatan penjualan oleh rekan usaha Go-Jek.

Sementara, pelanggan bisa mengecek detail promo dan rekan usaha mana saja yang bisa dikunjungi untuk mendapatkan cashback GoPay di situs https://www.gojek.com/blog/promo-go-pay/.

5. Formulir Pasien Baru dengan 5 Jenis Kelamin

Salah satu pengguna Facebook, YWP, mengunggah foto yang menampilkan foto formulir pasien baru dari Puskesmas Umbulharjo II, Kota Yogyakarta yang memuat informasi adanya lima jenis kelamin dalam isian formulir.

Disebutkan lima jenis kelamin itu antara lain, laki-laki, perempuan, intersexed, transgendered, dan transexed.

Saat dikonfirmasi, YWP mengungkapkan bahwa dirinya baru pertama kali menggunakan fasilitas BPJS setelah 10 tahun rutin membayar iuran.

Kemudian, ia saat menerima formulir dari petugas, ia sempat memfoto dan mengunggahnya di akun Facebook pada Kamis (8/8/2019).

"Saya menulis, saya kira jenis kelamin itu ada dua, tapi ternyata sekarang ada lima. Ya hanya ingin tahu yang tiga itu apa? Itu sih, tidak ada niatan lain," ujar YWP dalam jumpa pers di Kantor Dinas Kominfo, Jumat (9/8/2019).

Selain itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Fita Yulia menyampaikan bahwa formulir yang beredar benar berasa dari Puskesmas Umbulharjo II, tetapi formulir tersebut tidak seharusnya diberikan kepada pasien baru.

"Formulir untuk pasien baru hanya berisi dua pilihan jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Sementara formulir yang beredar dengan lima jenis kelamin hanya untuk keperluan internal puskesmas," ujar Fita.

Fita mengungkapkan bahwa kemungkinan ada kelalaian petugas puskesmas dalam memberikan formulir.

Tak hanya itu, informasi terkait lima jenis kelamin itu dianggap penting dan diperlukan untuk mengidentifikasi kondisi medis atau diagnosis pasien.

"Ada hal-hal atau info yang kami butuhkan untuk kepentingan jajaran kesehatan. Di kesehatan juga ada hal-hal yang tidak boleh di-ekspose. Kami, tenaga kesehatan, pun tidak boleh mengeluarkan karena rahasia pasien," ujar Fita.

Mengantisipasi agar tidak terjadi hal serupa, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta akan lebih berhati-hati dalam melayani pasien.

(Sumber: Kompas.com/Retia Kartika Dewi, Luthfia Ayu Azanella, Mela Arnani).

https://nasional.kompas.com/read/2019/08/10/16593081/hoaks-fakta-sepekan-dari-pemadaman-listrik-bergilir-hingga-formulir-jenis

Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke