Salin Artikel

KontraS Khawatir Aparat Masih Sisir Warga SMB untuk Ditangkap

Staf Advokasi Pembelaan HAM KontraS Falis Agatriatma mengatakan, hal tersebut menjadi alasan, mengapa pihaknya ingin agar Polda Jambi transparan menangani kasus tersebut.

Pasalnya saat ini sudah ada sebanyak 59 orang dari kelompok SMB yang telah ditangkap polisi atas dugaan kasus penyerangan dan penganiayaan terhadap aparat TNI pada 13 Juli 2019 lalu.

Pihaknya ingin agar Polda Jambi mau mengumumkan siapa saja yang mereka tangkap saat kejadian tersebut.

Termasuk juga penangkapan Ketua SMB, Muslim dan puluhan anggotanya pada 18 Juli 2019.

Pengumuman itu, menurut dia, harus dilakukan untuk melihat apakah penangkapan orang-orang tersebut ada keterkaitan dengan peristiwa penyerangan pos PT WKS di Distrik VIII atau tidak.

"Karena yang kami khawatirkan adalah, pascapenangkapan yang dilakukan pada 18 Juli itu tetap ada penyisiran terhadap anggota anggota SMB," kata Falis usai audiensi terkait kasus dugaan pelanggaran HAM warga SMB di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2019).

Sebab, kata dia, apakah mereka yang ditangkap itu terlibat penyerangan atau tidak tetapi tetap ditangkap justru menjadi persoalan lain lagi.

Ditambah lagi, akses terhadap mereka yang ditangkap itu tertutup.

Terbukti saat pihaknya bersama Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mencoba datang berkunjung, tidak bisa mendapatkan aksesnya.

"Kuat dugaan kami kawan kawan yang ditangkap pada 18 Juli itu menerima perilaku penyiksaan yang tidak manusiawi," kata dia.

Oleh karena itu, pihaknya bersama YLBHI dan beberapa lembaga lainnya ingin agar Komnas HAM segera menindaklanjuti penangkapan tersebut untuk memastikan.

Beberapa hal yang perlu dipastikan adalah ada atau tidaknya tindak penyiksaan dan tidak adanya tindak penyiksaan berikutnya terhadap anggota SMB lainnya yang ditangkap.

"Kedepannya kami masih mencari kontak pihak keluarga yang saat ini masih trauma dan ketakutan pascapenangkapan itu," pungkas dia.

Adapun persoalan SMB ini muncul setelah video kekerasan yang dilakukan anggota kelompok tersebut terhadap petugas TNI dan Polri pada 13 Juli lalu.

Pada awalnya, peristiwa tersebut disebabkan oleh kebakaran hutan seluas 10 hektare di dua lokasi pada Jumat (12/7/2019) yang langsung dipadamkan agar kebakaran tak meluas.

Namun, keesokan harinya, puluhan orang yang diduga dari kelompok SMB memasuki kawasan hutan Distrik VIII yang dikelola PT Wirakarya Sakti (WKS) Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi.

Anggota satgas dari TNI dan Polri yang bertugas mencegah mereka karena dikhawatirkan akan melakukan pembakaran hutan lagi yang akhrinya berujung pada penyerangan petugas.

Setelah peristiwa itu terjadi, puluhan orang dari SMB akhirnya ditangkap dan wilayah mereka dirusak. Selain ditangkap, orang-orang SMB juga disiksa oleh para aparat tersebut.

Penangkapan itulah yang menurut YLBHI menjadi adanya dugaan pelanggaran HAM karena SBM langsung dituduh dengan berbagai narasi yang terus menyudutkan SMB.

Antara lain adalah narasi dari kepolisian bahwa SMB yang diprovokatori oleh Muslim bukanlah kelompok tani, melainkan kriminal bersenjata yang melakukan penipuan kepada masyarakat.

Penipuan yang dimaksud adalah dengan menduduki lahan PT WKS dan melakukan jual beli lahan kepada masyarakat.

https://nasional.kompas.com/read/2019/08/05/20132951/kontras-khawatir-aparat-masih-sisir-warga-smb-untuk-ditangkap

Terkini Lainnya

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke