Presiden Joko Widodo mengingatkan PT PLN Persero sebagai penyedia layanan listrik di Indonesia, peristiwa padamnya listrik itu juga pernah terjadi belasan tahun lalu.
"Pernah kejadian pada 2002 di Jawa dan Bali. Mestinya itu bisa jadi pelajaran bersama," kata Jokowi, yang mendatangi langsung direksi PLN di kantor pusat PLN, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (5/8/2019).
"Jangan sampai kejadian yang pernah terjadi, kembali terjadi lagi," ucap Jokowi.
Bahkan, Jokowi heran saat PLN terlihat tidak dapat berbuat banyak saat listrik padam. Padahal, PLN terbilang sebuah perusahaan besar.
"Dalam sebuah manajemen besar seperti PLN mestinya, menurut saya, ada tata kelola risiko-risiko yang dihadapi," ucap Jokowi kepada direksi PLN.
"Dengan manajemen besar tentu saja ada contingency plan, backup plan (rencana cadangan). Pertanyaan saya, kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan baik," kata Kepala Negara.
Jokowi menilai, peristiwa padamnya listrik kemarin tidak hanya merugikan PLN sebagai badan usaha milik negara.
"Kita tahu ini tidak hanya bisa merusak reputasi PLN, tetapi juga di luar PLN. Terutama konsumen sangat dirugikan," ucap Jokowi.
"Pelayanan transportasi umum sangat berbahaya sekali, MRT misalnya. Oleh sebab itu pagi hari ini saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja," kata Jokowi.
"Kemudian kalau ada hal yang kurang ya blak blakan saja. Sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi untuk masa masa yang akan datang," tutur Kepala Negara.
Dalam pertemuan itu, Presiden terlihat didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.
Sementara di ruang rapat itu, hadir belasan jajaran PT PLN Persero, termasuk Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani.
https://nasional.kompas.com/read/2019/08/05/10114581/jokowi-sesalkan-pln-tak-belajar-dari-padamnya-listrik-pada-2002