Salin Artikel

6 Fakta Penangkapan Kelompok Teroris, Punya Bisnis Sawit hingga Pengalaman 19 Tahun

Kali ini, tim Densus 88 meringkus lima petinggi kelompok Jamaah Islamiyah (JI) yang disebut berafiliasi dengan kelompok teroris global, Al Qaeda.

Berikut beberapa fakta terkait penangkapan beberapa terduga teroris tersebut:

1. Lima petinggi

Polisi menangkap setidaknya lima orang yang disebut sebagai petinggi kelompok JI.

Tersangka pertama adalah PW alias Abang, yang merupakan amir atau pimpinan organisasi tersebut. PW ditangkap di sebuah hotel di Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (29/6/2019).

"Yang ditangkap ini (PW) adalah pimpinan JI setelah dia melakukan metamorfosis dari tahun 2007 sampai sekarang atau boleh dikatakan sebagai amir dari JI," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/7/2019).

Kemudian, polisi juga menangkap istri PW yang berinisial MY dan seorang terduga lainnya BS di lokasi dan waktu yang sama. MY disebut aktif dalam organisasi tersebut.

Sementara BS merupakan penghubung antara PW dan para rekrutan kelompok JI.

Lalu, pada Minggu (30/6/2019) polisi menangkap A di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Ia merupakan salah satu orang kepercayaan PW yang menggerakkan organisasi JI di Indonesia.

Terakhir, Densus 88 meringkus BT yang merupakan orang kepercayaan PW sekaligus penggerak jaringan JI di Jawa Timur. BT ditangkap di Ponorogo, Jawa Timur, pada Minggu (30/6/2019).

2. Belum ada rencana aksi

Menurut polisi, kelompok yang dipimpin PW tersebut belum terdeteksi akan melakukan serangan. Akan tetapi, polisi menyebut bahwa kelompok ini sedang fokus dalam menjaring rekrutmen.

"Jadi untuk membangun kekuatan tentu jangka pendeknya dia melakukan rekrutmen sebanyak mungkin," ujar Dedi.

Menurut dia, kelompok ini mengasah kemampuan rekrutmen dengan mengirim mereka mengikuti latihan militer di Suriah.

3. Enam gelombang ke Suriah

Polisi mengatakan bahwa kelompok itu telah beberapa kali mengirim anggotanya untuk mengikuti pelatihan militer di Suriah.

"Yang bersangkutan sepanjang 2013 dan 2018 sudah mengirim orang-orang yang berhasil direkrut untuk mengikuti program latihan ataupun langsung praktik di Suriah. Sudah ada enam gelombang yang diberangkatkan," ujar Dedi.

Berdasarkan penyidikan, orang-orang rekrutan PW mempunyai kemampuan di bidang intelijen, militer, perakitan bahan peledak, mengoperasionalkan roket, hingga penembak jitu alias sniper.

4. Bisnis perkebunan sawit

Selain melalui rekrutmen, kelompok yang dipimpin PW juga mengembangkan kekuatan organisasi dari segi ekonomi.

Berdasarkan keterangan polisi, kelompok tersebut memiliki perkebunan sawit sebagai sumber dana.

"Ini sedang dikembangkan, tahapan pembangunan kekuatan ini tentu harus didukung oleh kemampuan ekonomi. Mereka sedang mengembangkan basic economy mereka itu dengan beberapa usaha yang mereka bangun yaitu usaha kebun," tutur Dedi.

Hasil dari perkebunan sawit tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional organisasi dan mengirim rekrutmen mereka mengikuti latihan militer di Suriah. Selain itu, dana tersebut juga dialokasikan sebagai gaji bagi petingginya.

"Masih didalami, pejabat-pejabat di dalam struktur organisasi JI. Ini juga digaji. Gaji Rp 10 juta-Rp 15 juta (per bulan)," kata Dedi.

5. Jaringan luar negeri

PW dan kelompoknya disebut turut terlibat dalam aksi teror berskala internasional di bawah bendera Al Qaeda. Bahkan, mereka menjalin komunikasi dengan kelompok teroris di negara lain.

"Kemudian terus menjalin komunikasi dengan terorisme regional yang ada di Filipina dan berkomunikasi dengan pecahan-pecahan kelompok Al Qaeda di Pakistan, Afganistan, dan beberapa negara," tutur Dedi.

6. Pengalaman 19 tahun

PW disebut sudah berada 19 tahun lamanya di organisasi terorisme itu. Dedi mengungkapkan, PW pernah mengikuti pelatihan militer sekitar tahun 2000 dan sejak saat itu mulai aktif di kelompok JI.

Setelah sempat menjadi orang kepercayaan di bidang intelijen dalam kelompok tersebut, PW kemudian didapuk menjadi pimpinan pada 2007.

"Yang ditangkap kemarin ini (PW) dulunya tahun 2000-an di JI. Dia yang dikasih kepercayaan dalam struktur organisasi JI. Dia di bidang intelijen. Oleh karena itu, setelah JI dinyatakan bubar, dia dibaiat sebagai amir (pimpinan) yang ada di Indonesia," ujarnya.

PW pun terlibat di sejumlah aksi teror. Misalnya kerusuhan di Poso pada 2000, bom di Kedutaan Besar Australia pada 2004, serta bom Bali I pada 2002 dan II pada 2005.

Selain memiliki kemampuan di bidang intelijen, pria lulusan sebuah universitas ternama di Jawa Barat dengan jurusan teknik sipil itu memiliki kemampuan untuk merakit bom, militer, dan merekrut anak buah.

https://nasional.kompas.com/read/2019/07/02/10442841/6-fakta-penangkapan-kelompok-teroris-punya-bisnis-sawit-hingga-pengalaman-19

Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke