Salin Artikel

Seorang Tahanan Terluka Pasca-kebakaran di Rutan Pidie, Aceh

Kepala Bagian Humas Ditjen PAS Ade Kusmanto mengatakan, tahanan tersebut kemungkinan terluka karena terkena lemparan batu saat kerusuhan terjadi.

"Dimungkinkan terkena lemparan batu warga binaan. Karena saat kerusuhan terjadi, beberapa warga binaan melempar batu ke arah petugas," ujar Ade saat dihubungi Kompas.com, Senin.

Berdasarkan data Ditjen PAS, penghuni lapas tersebut sebanyak 466 orang, yang terdiri dari 347 napi dan 119 tahanan. Padahal, kapasitas rutan tersebut hanya 120 penghuni.

Dari jumlah tersebut, Ditjen PAS belum menerima laporan napi yang kabur. Ia mengatakan, petugas gabungan di lapangan sedang berusaha agar situasi tetap kondusif.

"Saat ini petugas Rutan Sigli, tim kanwil Kemenkumham Aceh dibantu petugas Kepolisian sedang meredam suasana agar kerusuhan tidak meluas," kata Ade.

Sementara itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Meurah Budiman menyebutkan, pasca terjadinya pembakaran rutan, kini kondisi rutan sudah kembali normal seperti biasa.

Peristiwa ini dipicu emosi narapidana karena seorang petugas yang mengambil dispenser di dalam kamar napi. Napi tersebut kemudian melakukan pembakaran.

“Tadi sudah dilakukan negosiasi, napi sudah tertib kembali, tidak ada yang kabur dan korban dalam insiden rusuh pembakaran di rutan,” kata Meurah.

Menurut Meurah, negosiasi narapidana dan pihak rutan saat terjadi kerusuhan dan kebakaran berhasil dilakukan setelah pihak lapas menerima sejumlah tuntutan narapidana.

Tuntutan itu di antaranya beberapa pegawai lapas yang selama ini bertugas di Rutan Pidie untuk segera dipindahkan, narapidana segera dapat menerima kunjungan tamu, menerima makanan dari keluarga serta dapat bertemu dengan keluarga pada hari Lebaran

https://nasional.kompas.com/read/2019/06/03/20514751/seorang-tahanan-terluka-pasca-kebakaran-di-rutan-pidie-aceh

Terkini Lainnya

Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke