Salin Artikel

Kalah Telak di Sumbar, Prestasi Jokowi Tak Mampu Luluhkan Politik Identitas

Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumatera Barat Hendra Irwan Rahim mengaku pusing dengan hasil perolehan suara calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Sumbar. Ia menyebutkan, sosialisasi yang dilakukan Jokowi dan tim di Sumbar lebih gencar dibandingkan Pilpres 2014, tetapi hasilnya malah makin jeblok.

"Beberapa kali Jokowi mendatangi Sumbar, membangun Sumbar. Apa lagi yang kurang? Dukungan kepala daerah, dukungan ulama seperti Buya Masoed, Buya Shofwan, Buya Bagindo. Saya pikir semuanya sudah ada," kata Hendra.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta, Adi Prayitno, menilai gencarnya sosialisasi dan kebijakan pemerintah Jokowi dalam membangun Sumbar memang tidak mampu mengangkat perolehan suaranya di pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Sebab, prestasi pemerintah Jokowi tak mampu melunturkan politik identitas dan sentimen negatif masyarakat Sumbar terhadap dirinya dan PDI-P.

"Jokowi dianggap tidak ramah dengan umat Islam, hal itu berdampak juga ke PDI-P sebagai partai pengusung utama. Apa yang dibangun dan prestasi dari pemerintahan Jokowi tidak ada artinya karena sentimen keagamaan dan argumen politik identitas yang kuat," ujar Adi kepada Kompas.com, Senin (13/5/2019).

Jokowi, lanjutnya, dianggap masyarakat Sumbar sebagai tokoh capres yang berjarak dengan umat Islam.

Di saat yang bersamaan, masyarakat Sumbar memberikan apresiasi kepada capres nomor urut 02, Prabowo Subianto beserta partai pengusungnya, Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat yang dianggap memperjuangkan aspirasi umat Islam.

Adi menjelaskan, Isu-isu berbasis politik identitas dan agama kian menyurutkan elektoral Jokowi di Sumbar. Masyarakat Sumbar dinilai memiliki irisan keislaman yang relatif berbeda dengan pendukung umat Islam-nya Jokowi.

"Mereka ini (masyarakat Sumbar) memiliki preferensi agama yang berbeda dengan preferensi agama yang mendukung Jokowi. Jokowi dan PDI-P dinilai kurang bersahabat lah dengan umat Islam, itu terlihat dari isu-isu tentang kriminalisasi ulama, penangkapan aktivis Islam, dan sebagainya," imbuh Adi.

Meskipun di koalisi pendukung Jokowi terdapat tokoh-tokoh umat Islam, seperti diungkapkan Adi, hal itu tidak mampu mencairkan kuatnya politik identitas dan sentimen negatif terhadap masyarakat Sumbar terhadap Jokowi.

Pasalnya, isu-isu berbasiskan keagamaan sudah terbangun dalam masyarakat selama masa kampanye Pemilu 2019.

"Isu-isu berbasiskan keagamaan tersebut telah mengalahkan prestasi pemerintah Jokowi. Potret masyarakat di Sumbar masih sosiologis dan emosial dan menjadikan agama sebagai instrumen utama preferensi politik," jelasnya.

https://nasional.kompas.com/read/2019/05/13/12132811/kalah-telak-di-sumbar-prestasi-jokowi-tak-mampu-luluhkan-politik-identitas

Terkini Lainnya

Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke