Ia meyakini sebenarnya maskapai tak ingin menaikkan tarif. Namun, kata Kalla, banyak komponen tarif pesawat yang harganya meningkat sehingga maskapai terpaksa menaikkan tarif untuk bertahan.
"Jadi saya yakin perusahaan penerbangan tidak ingin naik, kalau naik lagi penumpang turun, tapi kalau terlalu rendah, bisa mati juga (maskapai penerbangan). Kalau (maskapai penerbangan) mati kita naik apa?" ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (7/5/2019).
Ia menambahkan hampir 70 persen komponen tarif tiket pesawat harus diimpor. Komponen utama yang membuat harga tiket mahal ialah avtur yang juga harus diimpor.
Kalla menganggap, dulunya harga tiket pesawat justru terlalu murah. Akibatnya, kata Kalla, dalam 20 tahun ke belakang, banyak maskapai penerbangan yang gulung tikar karena menjual harga tiket terlampau murah.
Kalla mengakui kenaikan harga tiket pesawat akan berdampak pada sektor pariwisata. Namun demikian, seluruh pihak mesti memahami kondisi ini.
"Ya pasti saja ada, ada masalah seperti hotel-hotel. Ada. Tapi kalau mereka tidak hidup bagaimana, jadi harus dipahami juga," ujar Kalla.
"Mereka juga tidak disubsidi pemerintah kecuali disubsidi pemerintah seperti beras, bus kota, itu disubsidi pemerintah. Kereta api, commuter. Tapi kalau tidak disubsidi (seperti tiket pesawat) bagaimana?" lanjut dia.
Data jumlah penumpang pesawat terbang domestik Badan Pusat Statistik (BPS) untuk periode Januari-Maret 2019, menunjukkan adanya 17,66 persen penurunan penumpang jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Tiket pesawat yang tidak lagi terjangkau menjadi satu faktor utama penyebab penurunan jumlah penumpang ini.
Tidak hanya jumlah penumpang yang menyusut, mahalnya tiket pesawat juga berdampak pada bidang lain, misalnya menurunnya okupansi hotel berbintang dan melonjaknya inflasi.
Masih mengacu pada data BPS, terjadi penurunan okupansi hotel berbintang sebanyak 4,21 poin di periode Maret 2019 dibandingkan Maret 2018. Menurut Kepala BPS Suhariyanto, penurunan ini terjadi juga disebabkan oleh mahalnya harga tiket pesawat.
“(Tiket pesawat) dampaknya bisa ke mana-mana, terlihat di tingkat penghunian hotel bintang, dia akan menghantam ke pariwisata, banyak hal, tidak hanya transportasi,” kata Suhariyanto, Kamis (2/5/2019).
https://nasional.kompas.com/read/2019/05/07/18580421/wapres-kalla-kalau-maskapai-penerbangan-mati-kita-naik-apa