Salin Artikel

Hoaks Sepekan, Jokowi Diteriaki "Tukang Bohong" hingga Sekjen PBB Beri Selamat ke Prabowo

Penyebaran ini mengakibatkan masyarakat resah, karena informasi yang belum jelas kebenarannya itu bisa merugikan beberapa pihak yang tidak selektif dalam memilih dan memilah informasi yang diterima.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar selektif dan jeli dalam menyaring informasi dan kabar yang beredar di media sosial agar tidak termakan informasi palsu.

Dalam pekan ini, Kompas.com telah merangkum tiga hoaks dan tiga klarifikasi yang muncul pada 22-27 April 2019. Berikut rinciannya:

Jokowi Diteriaki "Tukang Bohong"

Pada pekan ini, sebuah video digital dengan logo Kompas TV yang menampilkan Presiden Joko Widodo di Grand Indonesia (GI) diedit untuk mendeskritkan Jokowi pada Sabtu (21/4/2019).

Dalam video terdengar pengunjung GI meneriakkan kata-kata "tukang bohong.. tukang bohong.." ke Jokowi yang tengah melintas.

Lantas, video ini menjadi viral di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, Pemimpin Redaksi Kompas TV, Rosiana Silalahi memastikan video yang beredar di media sosial merupakan hasil editan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Video yang beredar dengan teriakan itu hasil editan pihak tertentu yang mengambil video digital Kompas TV," ujar Rosiana saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (21/4/2019).

Sementara, dalam video asli milik Kompas TV, para pengunjung terdengar riuh meneriakkan "presiden, presiden, presiden" kepada Jokowi.

Saat itu, Jokowi diketahui akan menemui Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir, dan Direktur Kreatif Asian Games 2018, Wishnutama Kusbandio.

Diduga mobil boks tersebut berisi formulir C1 yang hendak dimodifikasi dan juga oknum KPU melakukan kecurangan dengan mendukung salah satu pasangan calon.

Atas dugaan adanya kecurangan itu, Ketua KPU Jakarta Timur, Wage Wardhana menyampaikan bahwa mobil boks itu bukan milik KPU.

Ia menyampaikan bahwa mobil boks tersebut milik kantor percetakan atau digital print tempat mobil diparkir.

"Ternyata faktanya itu mobil digital print pengangkut logistik dan memang faktanya digital print ini banyak menerima order dari KPU berbagai daerah," ujar Wage saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (22/4/2019).

Kemudian, Wage juga memastikan tidak ada surat suara yang terangkut dalam mobil boks.

Video Pencurian Formulir C1

Pada Senin, (22/4/2019) beredar video yang menyebutkan adanya pencurian formulir C1 di Medan yang beredar di media sosial.

Dalam video, terlihat massa memenuhi lokasi rekapitulasi suara di Yayasan Pendidikan Kebangsaan Sumatera Utara, Jalan Mentengraya, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medandenai, Kota Medan.

Menilai hal itu, Ketua KPU Kota Medan Agussyah Ramadani mengatakan bahwa terjadi kesalahpahaman di masyarakat mengenai kejadian dalam video.

"Ada kesalahpahaman dan ketidaktahuan masyarakat yang membuat ricuh suasana. Petugas PPK dan PPS malah dituding mencuri salinan C1. Itu bukan pencurian, mereka petugas kami yang malam itu sedang bertugas melaksanakan proses rekapitulasi di tingkat kecamatan," ujar Agussyah Ramadani kepada Kompas.com, Rabu (24/4/2019).

Agussyah menyampaikan bahwa terdapat dua jenis formulir C1, yakni C1 hologram yang dimasukkan dalam kotak bersegel dan C1 plano (catatan hasil penghitungan suara) yang dapat dimiliki siapapun.

Disebutkan, formulir C1 plano yang dibawa petugas untuk difotokopi dan diberikan kepada saksi, yakni panitia pengawas pemilu (Panwaslu), dan PPS untuk selanjutnya diumumkan di tingkat kelurahan.

Salinan tersebut digunakan dalam proses Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) agar masyarakat dapat mengetahui hasil penghitungan suara di TPS.

Sementara, Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Medan, Payung Harahap mengataka bahwa kejadian ini tengah diproses oleh Bawaslu.

Siswa Tendang Guru hingga Patah Tulang

Seorang siswa SD Balongsari I, Surabaya, dikabarkan menendang tangan gurunya yang mngakibatkan patah tulang. Informasi tersebut beredar di media sosial dalam bentuk video berdurasi 60 detik.

Dalam video, terdengar percakapan bahwa seorang siswa telah melakukan kesalahan dan guru itu ingin dia memanggil orangtuanya.

Akan tetapi, siswa tersebut keberatan dan ingin menyelesaikan masalahnya sendiri.

Mengetahui jawaban sang murid, guru itu kemudian menyebut sudah tidak akan mengurus kasus siswa tersebut karena yang bersangkutan susah diurus.

Humas Pemkot Surabaya, Mohammad Fikser menyampaikan bahwa kejadian ini diketahui terjadi di SD Negeri 1 Balongsari, Surabaya pada peringatan Hari Kartini pada 18 April 2019.

Saat itu, ia tidak menuruti perintah sekolah untuk mengenakan pakaian khas Kartini-Kartono, namun murid itu justru mengenakan pakaian ala preman, lengkap dengan celana sobek-sobek dan tali rantai.

Akhirnya ia terlibat keributan dengan gurunya dan tiadk sengaja menendang tubuh sang kepada sekolah.

"Saat terjatuh, tangan kepada sekolah menahan tubuh hingga patah," ujar Fikser saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (24/4/2019).

Dilansir dari akun Instagram Dispendik Surabaya mengatakan bahwa video yang beredar luas itu tidak ada hubungannya dengan insiden patah tangan yang dialami kepala sekolah. Dua hal itu merupakan kejadian yang berbeda.

"Di video viral tersebut, siswa memang melakukan pelanggaran dan meminta agar tidak dipanggil orangtuanya. Kejadian ini sekitar sebulan sebelum insiden patah tangan kepala sekolah," demikian klarifikasi Dispendik Surabaya.

Pemungutan Suara Ulang di Solo

Selain itu, beredar di aplikasi pesan WhatsApp sebuah selebaran yang menginformasikan akan kembali dilaksanakannya pemungutan suara di salah satu TPS di Kelurahan Banyuanyar, Banjarsari, Solo.

Dalam selebaran itu, adanya pelaksanaan pemungutan suara pada Rabu, 26 April 2019. pukul 07.00-13.00 di TPS 14 di rumah Bapak Y Legimin RT 06 RW 07, Banyuanyar.

Menanggapi hal itu, Ketua KPU Solo, Nurul Sutarti menyampaikan bahwa kabar tersebut tidak benar alias hoaks.

"Itu hoaks. Tidak ada (pemungutan suara ulang) di Banyuanyar. Itupun (dalam pengumuman) tanggalnya keliru, hari Rabu tanggal 26 April 2019 itu jatuh di hari Jumat," ujar Nurul saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (26/4/2019).

KPU Solo mengetahui kabar bohong mengenai pemungutan suara ulang dari laporan masyarakat yang mengonfirmasi kabar tersebut.

Sekjen PBB Beri Selamat atas Kemenangan Prabowo

Selanjutnya, sebuah artikel bohong berjudul "Sekjen PBB Ucapkan Selamat pada Prabowo atas Terpilihnya menjadi Presiden RI" yang mengatasnamakan Antara beredar di media sosial pada Jumat (26/4/2019).

Dalam artikel bohong, berisi kabar bahwa Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB memberikan ucapan selamat kepada calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto yang seakan-akan tayang pada Minggu (21/4/2019).

Disebutkan juga bahwa Sekjen PBB, Pedro Coelho menyampaikan ucapan selamat dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya.

Kemudian, disebutkan juga bahwa Prabowo mendapatkan 62 persen dari seluruh perolehan suara.

Menilai hal itu, Direktur Utama Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Meidyatama Suryodiningrat menegaskan bahwa artikel yang mengatasnamakan Antara adalah hoaks.

"Artikel itu hoaks. Artikel lama yang asli (dibuat oleh) Antara diganti nama, dan lainnya," ujar Meidyatama kepada Kompas.com, Sabtu (27/4/2019).

Selain itu, Meidyatama juga menyampaikan bahwa pembuat hoaks telah mengganti judul artikel asli dan juga sejumlah nama tokoh, tanggal, dan negara dari artikel asli yang ditulis Antara.

Diketahui, berita aslinya berjudul: "Sekjen PBB ucapkan Selamat kepada Presiden Terpilih Iran" yang ditayangkan pada Minggu, 16 Juni 2013.

https://nasional.kompas.com/read/2019/04/27/15242481/hoaks-sepekan-jokowi-diteriaki-tukang-bohong-hingga-sekjen-pbb-beri-selamat

Terkini Lainnya

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Nasional
Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Nasional
Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nasional
Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Nasional
Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Nasional
Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Nasional
Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Nasional
Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke