Menurut dia, selisih suara antara Jokowi dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sudah semakin tebal.
"Kalau kita lihat kan 2014 itu besar selisihnya 6 persen, sekarang itu kan hampir 9 bahkan bisa 10 persen," ujar Erick usai bertemu dengan Jokowi-Ma'ruf di Resto Plataran, Menteng, Kamis (18/4/2019).
Pada Pilpres 2014, perolehan suara Jokowi-Jusuf Kalla sebesar 53,15 persen sedangkan Prabowo-Hatta sebesar 46,85 persen. Selisih suaranya antara keduanya sebesar 6,3 persen.
Sementara itu, berdasarkan hasil hitung cepat Pilpres 2019, Jokowi menyebut rata-rata suaranya sebesar 54,5 persen dan Prabowo-Sandiaga sebesar 45,5 persen. Artinya, selisih keduanya sebesar 9 persen.
Erick mengatakan, masih ada kemungkinan selisihnya semakin tebal hingga 10 persen setelah ada hasil hitung KPU.
"Itu double digit loh kalau bisa sampai 10 persen. Saya rasa itu peningkatan yang luar biasa," kata dia.
Menurut Erick, di negara-negara demokrasi lainnya, kemenangan di atas 6 persen adalah hal luar biasa. Khususnya dalam konteks persaingan yang head to head seperti di Indonesia.
https://nasional.kompas.com/read/2019/04/18/18595791/erick-thohir-bantah-suara-jokowi-stagnan-sejak-pilpres-2014