Hal itu dikatakannya di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (18/4/2019).
"Itu artinya kesadaran politik lebih tinggi. Beda pilihan politik mereka hanya saling bertepuk tangan saja tidak ada gontok-gontokan," kata Taufan.
Taufan mengatakan, saat berkeliling ke TPS-TPS yang ada di DKI Jakarta, para pemilih tidak terlihat gaduh saat pemungutan suara.
"Saling memberikan tepuk tangan pihak yang didukungnya menurut kami itu suatu kematangan berdemokrasi masyarakat kita," ujar dia.
Taufan mengatakan, tim pemantau pemilu dari Komnas HAM tersebar di 6 Provinsi yaitu di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Sulawesi, Sumatera Utara dan Kalimantan Timur.
Ada pula perwakilan Komnas di daerah tersebar di 6 provinsi lainnya.
"Ada enam daerah perwakilan kami yaitu Aceh, Papua, Sulawesi Tengah, Kalimantan barat, Maluku, Sumatra Barat," kata dia.
Komnas HAM juga mengapresiasi petugas keamanan yang telah menjaga proses pelaksanaan Pemilu sampai selesai.
Selain itu, ia meminta kontestan Pilpres dan Pileg untuk tetap menjaga proses pasca pemilu berjalan dengan baik.
Taufan juga mendorong, transparansi penghitungan suara sehingga membuat masyarakat percaya pemilu berjalan dengan baik.
"Kita dorong transparansi uploding data bisa membuat orang percaya bahwa proses berjalan baik sehingga hasil akhir Pemilu itu legitimasi nya tinggi," pungkasnya.
https://nasional.kompas.com/read/2019/04/18/16375641/komnas-ham-nilai-masyarakat-semakin-matang-berdemokrasi-pada-pemilu-2019