Salin Artikel

Jawab Tuduhan Prabowo, Indo Barometer Sebut Survei Tak Bisa Dibuat Sesuka Hati

Sebagai peneliti lembaga survei, Asep mengatakan pihaknya telah melakukan proses hitung cepat yang dilakukan Indo Barometer sudah sesuai dengan kaidah survei.

"Kami melakukannya dengan penerapan kajian keilmuan sehingga menghasilkan data di lapangan," ujar Asep ketika dihubungi, Kamis (18/4/2019).

Sebagai contoh, Asep mengatakan Indo Barometer tidak sembarangan dalam menentukan jumlah sampel dalam hitung cepat ini. Sebanyak 1.200 tempat pemungutan suara (TPS) yang menjadi sampel ditentukan berdasarkan perhitungan statistik.

Indo Barometer yakin jumpah sampel dan sebarannya di 34 provinsi mampu merepresentasikan suara populasi.

"Itu semua berdasarkan kajian statistik, ada teorinya. Tidak sembarangan dengan cara suka-suka, harus ada pertanggungjawaban keilmuwan," kata dia.

Asep yakin lembaga survei lain juga melakukan quick count dengan metode yang bisa dipertanggungjawabkan. Meski demikian, dia membebaskan pihak manapun jika memilih tidak percaya dengan lembaga survei.

Dia mengajak masyarakat untuk ikut menunggu hasil penghitungan manual dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Meskipun dia menilai biasanya hasil hitung cepat tidak jauh berbeda dengan hasil akhir KPU.

"Karena quick count itu sama dengan KPU, yang diambil data pasti, data hasil perhitungannya. Kalau bicara data pasti artinya perbandingan antara perhitungan di sampling dengan di populasi. Asal metodenya dengan cara yang benar, saya kira mestinya sama (dengan hasil akhir KPU)," kata Asep.

Klaim kemenangan Prabowo

Prabowo memiliki quick count versi sendiri yang dia percaya. Tadi malam, Prabowo menyebut hasil exit poll dan quick count yang digelar oleh pihaknya, menunjukkan pasangan calon nomor urut 02 unggul dari pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Hasil exit poll kita di 5.000 TPS menunjukkan kita menang. Dan hasil quick count ini kita menang 52,2 persen," ujar Prabowo.

Klaim kemenangan Prabowo ini berbeda dari hasil quick count sejumlah lembaga survei. Hasil hitung cepat dari sepuluh lembaga survei menunjukkan Jokowi-Ma'ruf unggul dengan selisih sekitar 10 persen.

Hasil hitung cepat Litbang Kompas, misalnya. Dengan sampel masuk 97 persen, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan 54,52 persen. Adapun Prabowo-Sandi 45,48 persen.

Selang tiga jam kemudian, sekitar pukul 20.26 WIB, Prabowo bersama para petinggi BPN kembali tampil.

Kali ini, ia mengklaim berhasil memenangkan Pilpres 2019 berdasarkan real count internal dengan perolehan suara mencapai 62 persen.

"Bahwa berdasarkan real count kita, kita sudah berada di posisi 62 persen," ucap Prabowo.

Menurut dia, hasil real count diperoleh dari penghitungan di 320.000 TPS dan sekitar 40 persen total suara yang masuk.

"Dan saya sudah diyakinkan oleh ahli-ahli statistik bahwa ini tak akan berubah banyak," kata Prabowo.

"Bisa naik 1 persen, bisa turun 1 persen. Tapi hari ini kita berada di 62 persen," ucapnya.

https://nasional.kompas.com/read/2019/04/18/10213371/jawab-tuduhan-prabowo-indo-barometer-sebut-survei-tak-bisa-dibuat-sesuka

Terkini Lainnya

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke