Salin Artikel

LSI Denny JA: 10 Parpol Berpotensi Lolos ke DPR, tapi 5 Parpol Masih Rawan

Hasilnya, ada 10 partai yang berpotensi lolos ke DPR periode 2019-2024.

"Ini dengan mempertimbangkan margin ef error kemudian turut menghitung undecided voters dan swing voters yang kami bagi secara proporsional. Dari rentang suara, 10 partai diprediksi lolos ke parlemen," ujar peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloma, di Graha Dua Rajawali, Jalan Pemuda, Jakarta, Jumat (13/4/2019).

Berikut elektabilitas 10 partai yang berpotensi lolos ke parlemen :

1. PDI-Perjuangan: 26,7 persen-31,1 persen

2. Partai Gerindra: 13,4 persen-17,8 persen

3. Partai Golkar: 11,5 persen-15,9 persen

4. Partai Demokrat: 4,6 persen-9,0 persen

5. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB): 4,5 persen-8,9 persen

6. Partai Keadilan Sejahtera (PKS): 3,8 persen-8,2 persen

7. Partai Nasdem: 3,5 persen-7,9 persen

8. Partai Perindo: 2,3 persen-6,7 persen

9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP): 1,9 persen-6,3 persen

10. Partai Amanat Nasional (PAN) : 1,4 persen-5,8 persen

Lima partai masih rawan

Meskipun berpotensi lolos parlemen, lima partai politik diantaranya masih berada pada posisi rawan. Partai tersebut adalah PKS, Nasdem, PAN, PPP, dan Perindo.

"Ini karena range terendah mereka berada di bawah ambang batas parlemen, yaitu 4 persen," ujar Ikrama.

Ikrama mengatakan, lima partai tersebut perlu melakukan langkah-langkah untuk memastikan rentang terbawah mereka masuk ke ambang batas parlemen.

Survei ini dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling. Jumlah responden para survei ini sebanyak 2.000 orang.

Wawancara dilakukan secara tatan muka dengan menggunakan kuesioner. Adapun, margin of error survei ini adalah sebesar 2,2 persen. Survei ini dibiayai secara mandiri oleh LSI Denny JA.

https://nasional.kompas.com/read/2019/04/13/15301091/lsi-denny-ja-10-parpol-berpotensi-lolos-ke-dpr-tapi-5-parpol-masih-rawan

Terkini Lainnya

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke