Salin Artikel

[BERITA POPULER] Rapat Akbar Prabowo di GBK, Jokowi di Tangerang | Dianggap Ilegal, Komunitas Baca di Mataram Ditutup

Di luar berita politik, sebuah komunitas baca di Mataram ditutup karena dianggap ilegal atau tidak berizin. Ada pula kisah inspiratif siswi-siswi SMP Santa Ursula di Jakarta yang berinisiatif memunguti sampah di MRT. Berikut ini berita-berita populer di Kompas.com:

1. Prabowo Tegur Pendukung yang Berbicara saat Dia Berpidato

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tengah berapi-api menyampaikan orasinya di dalam Stadion Gelora Bung Karno, Minggu (8/4/2019) pagi. Namun, di tengah orasinya itu, ada salah seorang pendukungnya yang asyik berbicara.

Merasa terganggu, dia pun menghentikan orasinya lalu menegur langsung orang itu.

"Anda diam dulu, Anda diam dulu. Ini ratusan ribu sedang mendengar," ujar Prabowo saat sedang berpidato di dalam kampanye akbar Prabowo-Sandiaga Uno.

Prabowo sempat berbalik badan dan menunjuk salah satu sisi pendukung yang berbicara. Prabowo meminta agar pendukungnya tertib menghadiri kampanye.

"Adinda sabar dulu. Maklum semangat, tapi semangat harus teratur. Bagaimana, lanjut?" ujar Prabowo. Setelah itu, Prabowo kembali melanjutkan pidato politiknya.


2. Jokowi: Ibu Pertiwi Sedang Berprestasi, Mari Berpikir Optimistis

Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri deklarasi Komunitas Olahraga Bersatu di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Jakarta, Minggu (7/4/2019).

"Jangan sampai ada yang bilang ibu Pertiwi sedang diperkosa. Yang benar itu ibu Pertiwi sedang berprestasi," kata Jokowi dalam pidatonya di ICE BSD, Tangerang, Minggu (7/4/2019).

Jokowi mengungkapkan Indonesia berhasil menduduki posisi ke-4 di Asian Games. Sementara itu, Indonesia menduduki peringkat ke-5 di Asian Para Games.

Tak hanya itu, ia juga membeberkan prestasi Tim Nasional (Timnas) sepakbola yang menjuarai AFF U-22.

"Kemudian kita baru saja sepak bola kita AFF U-22 juara," ujarnya.


Namun tiga hari yang lalu, lanjut Prabowo, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut kebocoran anggaran mencapai Rp 2.000 triliun.

Hal itu ia ungkapkan saat berpidato di kampanye rapat akbar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (7/4/2019).

Menanggapi itu, Deputi Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pahala Nainggolan mengatakan, pihaknya tak memiliki kajian khusus yang menyebut kebocoran anggaran mencapai Rp 2.000 triliun.

"Enggak, enggak pernah kita mengkaji itu, Litbang (KPK) enggak pernah mengkaji khusus itu," kata Pahala kepada Kompas.com, Minggu (7/4/2019).

Baca selengkapnya: KPK Klarifikasi Pernyataan Prabowo soal Data Kebocoran Anggaran


4. Ma'ruf Amin: Sandiaga Tidak Boleh Mengeksploitasi NU 

Menurut Ma'ruf, tidak seharusnya Sandiaga mengeksploitasi NU.

"Ya sebenarnya dia tidak boleh dia mengeksploitasi NU," ujar Ma'ruf usai menghadiri acara deklarasi dukungan di Hotel Allium, Tangerang, Sabtu (6/4/2019).

Ma'ruf mengatakan, pengurus NU sendiri tidak pernah menggunakan bendera. Biasanya, yang membawa bendera dalam kampanye atau acara tertentu adalah jemaah.

"Tetapi panitianya tidak pakai lambang NU. Apalagi bukan NU menggunakan, itu akan ada gugatan dari kalangan NU," ujar Ma'ruf.

PCNU Lumajang memang sudah memprotes aksi Sandiaga tersebut. Sebagai mantan rais aam PBNU, Ma'ruf yakin kepengurusan PBNU akan bersikap yang sama.

"Tetapi kita serahkan ke Lumajang saja," kata dia.

Baca selengkapnya: Maruf Amin: Sandiaga Tidak Boleh Mengeksploitasi NU

 

5. SBY Sempat Ingatkan Prabowo agar Kampanye Akbar Tak Tunjukkan Politik Identitas

Pesan itu terungkap dalam surat yang disampaikan SBY kepada tiga petinggi Demokrat, yaitu Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Waketum Partai Demokrat Syarief Hassan dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan. 

Surat itu ditulis SBY dari Singapura tertanggal 6 April 2019.

"Saya menerima berita dari tanah air tentang set up, run down dan tampilan fisik kampanye akbar atau rapat umum pasangan capres-cawapres 02, Bapak Prabowo Subianto-Bapak Sandiaga Uno, di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif," kata SBY dalam suratnya.

Dalam suratnya, SBY mengatakan, melalui sejumlah unsur pimpinan Partai Demokrat ia meminta konfirmasi apakah berita yang ia dengar itu benar atau tidak. Malam harinya, SBY mendapat kepastian bahwa informasi yang didapat dari lingkaran Prabowo, bahwa berita yang ia dengar itu mengandung kebenaran.

Baca selengkapnya: SBY Sempat Ingatkan Prabowo agar Kampanye Akbar Tak Tunjukkan Politik Identitas

 

6. Dianggap Tak Berizin, Komunitas Baca di Mataram Ini Dipaksa Tutup

Gerakan literasi yang didengung-dengungkan pemerintah melalui Dinas Pendidikan nampaknya harus bersinergi dengan instansi terkait lainnya, soal izin formalitas penggunaan areal publik. 

Sebuah komunitas literasi di Kota Mataram, Komunitas Buku Ini Aku Pinjam (BIAP), yang telah 3 tahun aktif menggugah minat baca warga Kota Mataram, terpaksa menutup lapak baca mereka sejak Jum'at (6/4/2019), lantaran dianggap tak mengantongi izin.

"Kami terpaksa tutup, karena diminta tutup oleh Tim Satgas Dinas Pertamanan Kota Mataram, karena dinilai bisa menganggu ketertiban," kata anggota BIAP Khairil Febriansyah, Minggu malam (7/4/2019).

Dia mengaku heran atas tindakan Satgas Dinas Pertamanan Kota Mataram, yang awalnya melihat kegiatan komunitasnya.  Beberapa kali petugas mondar mandir di depan lapak baca dan menanyakan soal izin.

"Petugas tanya surat izin, saya bilang kami sudah buka lapak baca gratis ini sejak 2016, tidak ada masalah. Kata petugas ini peraturan baru dari dinas, tapi dia tidak jelaskan peraturan baru itu seperti apa, kami diminta tutup lapak," jelasnya.

Baca selengkapnya: Dianggap Tak Berizin, Komunitas Baca di Mataram Ini Dipaksa Tutup

 

7. Kisah Inspiratif 5 Siswi Sanur Bersihkan MRT, Teladan Tanpa "Nyinyiran"

Buang sampah sembarangan, menggelar makan minum sampai menginjak-injak kursi menjadi bahan "nyinyir" dan sindiran yang sempat ramai mewarnai perdebatan di media sosial. 

Berbagai argumen dan pembelaan muncul, mulai dari anggapan kurang tersedia fasilitas kebersihan hingga belum siapnya masyarakat dalam memasuki budaya modern dalam menggunakan MRT.

Di tengah perdebatan tersebut, 5 siswi kelas 9 SMP Santa Ursula (Sanur) Jakarta Patricia, Angie, Andrea, Wynnona, dan Brigidta tergerak melakukan aksi nyata membersihkan sampah-sampah yang masih berserakan di dalam moda transportasi tersebut pada 30 Maret 2019.

"Itu bukan dari sekolah, itu murni atas inisiatif spontan mereka. Hari itu mereka jalani Penilaian Akhir Semester (UAS) kelas 9, di hari terakhir, terus mereka berlima ingin naik MRT. Nah, mungkin melihat sampah yang berserakan, mereka tergerak hatinya," ujar Bambang Purwita, Kepala SMP Sanur Jakarta.

Baca selengkapnya: Kisah Inspiratif 5 Siswi Sanur Bersihkan MRT, Teladan Tanpa Nyinyiran

 

 

 

https://nasional.kompas.com/read/2019/04/08/06472741/berita-populer-rapat-akbar-prabowo-di-gbk-jokowi-di-tangerang-dianggap

Terkini Lainnya

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke