Salin Artikel

Cerita Sonya Maramis, Juru Bahasa Isyarat Debat Pilpres yang Viral di Media Sosial

Adalah Sonya Louise Maramis, juru bahasa isyarat yang bertugas dalam debat keempat pilpres, Sabtu (30/3/2019). Sosoknya ramai diperbicangkan setelah videonya tersebar di media sosial Twitter.

Video yang diunggah akun INASLI Interpreter #BahasaIsyarat (@INASLI1) itu memperlihatkan Sonya tengah memperagakan bahasa isyarat saat break debat. Dengan ekspresif, Sonya menggerakkan tangan, tubuh, dan mimik wajah, menginterpretasikan lagu "Sayang" yang dibawakan penyanyi di atas panggung debat.

Sonya mengaku kaget dengan viralnya video tersebut. Aktivitas Sonya dalam video itu diakuinya sebagai cara untuk menghibur diri di sela-sela tugas.

"Saya juga kaget itu (videonya viral). Sebenarnya sih itu cuma cara menghibur diri aja sih. Itu pas lagi jeda terus ada penyanyi, nyanyin lagu dangdut, terus supaya kita rileks aja karena kan kalau nerjemahin begitu kan konsentrasinya harus tinggi," kata Sonya saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/4/2019).

Cerita itu berawal di tahun 2011. Sonya mengalami kecelakaan motor yang mengakibatkan kakinya patah. Untuk bergerak, ia harus menggunakan kursi roda.

Keadaan tersebut membuat Sonya merasa terpuruk. Di saat bersamaan, bibinya yang seorang juru bahasa isyarat membawa Sonya ke perkumpulan disabilitas.

"Kemudian saya melihat, mereka (disabilitas) seperti ini kok bisa memaksimalkan diri mereka untuk sesuatu yang baik. Di situ saya langsung berpikir, kenapa juga (saya) harus down," tutur Sonya.

Semangat Sonya kembali. Ia menerima ajakan sang bibi untuk mempelajari bahasa isyarat.

Meskipun prosesnya tak mudah dan butuh waktu lama, Sonya merasa "terpanggil". Ia merasa Tuhan telah memberinya jalan untuk menjadi seorang juru bahasa isyarat.

Adanya para disabilitas di sekelilingnya semakin membuat Sonya merasa ingin membantu mereka.

"Istilahnya kalau saya sih, this is my calling, panggilan. Jadi ada orang juga kalau dia jago sekalipun, kalau itu bukan panggilan hidupnya, itu akan jadi biasa saja. Passion-nya itu mungkin belum terlalu passion kalau dia enggak ada panggilan," ujar Sonya.

Waktu berjalan, Sonya mulai diberi tugas untuk menjadi juru bahasa isyarat dalam sejumlah acara off air seperti seminar.

Terhitung sejak 2015, ia mulai terjun menjadi juru bahasa isyarat di sejumlah program acara televisi. Tercatat ada sekitar lima stasiun televisi swasta yang "langganan" memintanya jadi juru bicara bahasa isyarat di program acara mereka.

Pada 2018, Sonya menjadi juru bahasa isyarat dalam acara debat pilkada. Namun, baru tahun ini ia didaulat bertugas di acara debat pilpres.

"Sebenarnya menerjemahkan dalam debat pilpres sama seperti menerjemahkan di tugas TV yang biasanya," kata Sonya.

Ia menjelaskan, dalam satu kali debat, satu tim terdiri atas tiga orang. Tim itu terdiri dari dua juru bahasa isyarat, satu orang lainnya adalah tunarungu yang bertindak sebagai penasihat isyarat tuli.

Sonya menambahkan, dirinya akan terus belajar untuk menjadi seorang juru bahasa isyarat yang andal.

"Memang butuh proses. Menjadi seperti ini bukan sesuatu yang instan. Saya pun sampai sekarang masih belajar. Saya tidak berhenti belajar," ujarnya.

https://nasional.kompas.com/read/2019/04/02/05100091/cerita-sonya-maramis-juru-bahasa-isyarat-debat-pilpres-yang-viral-di-media

Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke