Peretasan ini terjadi tak lama setelah dilakukan cek fakta bersama sejumlah media pada debat kedua Pilpres 2019 pada Minggu (17/2/2019) malam.
Pengelola Cekfakta.com pun menduga peretasan terkait aksi cek fakta yang dilakukan lebih dari 20 media dan lembaga di kantor Google Indonesia saat debat berlangsung.
Beberapa pihak menduga peretasan ini dilakukan oleh orang yang tidak senang terhadap pemberitaan dan cek fakta ini. Padahal, cek fakta itu dilakukan secara independen dan berimbang.
Cekfakta.com merupakan kolaborasi yang diinisiasi Aliansi Media Siber Indonesia (AMSI), Aliansi Jurnalis Indepeden (AJI), Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, dan lebih dari 20 media nasional dan daerah.
Lalu, apakah peretasan situs tersebut ada kaitannya dengan pihak-pihak yang merasa merugikan?
Sebab, hasil cek fakta kerap digunakan untuk menyanggah pernyataan dua kandidat yang disampaikan saat debat.
Tanggapan Tim Jokowi-Ma'ruf
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, memberikan tanggapan terhadap peretasan situs cek fakta yang terjadi beberapa waktu lalu.
Ace menilai bahwa peretasan dilakukan oleh pihak tak bertanggung jawab.
"Soal ada yang meretas, tentu kami sangat menyesalkan," kata Ace saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/2/2019).
Menurut Ace, adanya cek fakta yang dilakukan beberapa media ini justru untuk memberikan edukasi dan berdampak baik kepada masyarakat secara umum. Dalam catatan Ace, selama cek fakta itu dilakukan berdasarkan data yang sebenarnya tentu ini bermanfaat.
"Jika ada situs yang berisi upaya untuk memberikan edukasi politik dengan menyampaikan data-data yang faktual dan obyektif, tentu harus kita dukung. Hal ini adalah upaya yang perlu disebarluaskan kepada masyarakat," kata Ace.
Tanggapan Tim Prabowo-Sandiaga
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menyampaikan, pihaknya tidak merasa dirugikan atas pemberitaan cek fakta yang dilakukan berbagai media di Indonesia.
"Tidak (merasa dirugikan terhadap adanya cek fakta), justru kami senang, dengan adanya situs yang kritis dan kridibel seperti itu akan meninggikan kualitas demokrasi kita dan melawan kebohongan-kebohongan dan hoaks yang sering disampaikan politisi dan anggota masyarakat lainnya," ujar Dahnil ketika dihubungi Kompas.com, Rabu.
Menurut Dahnil, adanya cek fakta justru menciptakan iklim demokrasi di masyarakat. Dia mengungkapkan, situs cek fakta menjadi salah satu bagian penting berjalannya pesta demokrasi lima tahunan ini.
"Era keterbukaan seperti saat ini, membuat setiap orang sulit berbohong dan menyembunyikan fakta. Situs yang punya kredibilitas untuk melakukan cek fakta terkait dengan statement seseorang, apalagi calon pemimpin negara saya kira penting dan bagus untuk meningkatkan kualitas demokrasi kita," ujar dia.
Dahnil pun berharap situs cek fakta ini dapat membantu menguak kebenaran suatu informasi yang disampaikan peserta debat dan peserta Pilpres 2019.
Terkait dengan peretasan situs, Dahnil juga menyayangkannya.
"Saya justru menyayangkan ada pihak-pihak yang berusaha meretas situs tersebut. Saya berkeyakinan orang yang meretas adalah pihak-pihak yang tidak mau deretan semburan kebohongan pada debat capres kedua malam itu terkuak," ujar Dahnil.
https://nasional.kompas.com/read/2019/02/20/17455231/situs-cek-fakta-diretas-pasca-debat-pilpres-apa-kata-timses-capres