Salin Artikel

Sandiaga Sebut Banyaknya Pendukung Kedua Paslon Ganggu Penonton Debat

Sandiaga mengkritik pendukung kedua paslon yang terlalu banyak dan mengganggu penonton yang ingin menonton debat. 

"Saya nonton bareng di Cibinong. Dari situ, saya melihat sendiri bahwa terdapat begitu banyak dukungan pendukung kedua calon yang justru mengganggu penonton di luar," ujar Sandiaga di media center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (19/2/2019).

Sandiaga menjelaskan, banyak sekali interupsi dari moderator untuk menyetop teriakan pendukung kedua paslon. Untuk itu, dirinya meminta Badan Pemenangan Nasional (BPN) memberikan saran ke KPU agar membatasi jumlah pendukung.

"50 saja cukup untuk masing-masing pendukung paslon dan dibuat sederhana mungkin, tidak perlu mewah karena kita harus menghemat uang negara juga," ucapnya.

KPU, lanjut Sandiaga, harus mengubah hal tersebut karena sejatinya sebuah debat fokus terhadap masyarakat yang menonton di luar arena atau lewat televisi.

"Ada puluhan juta masyarakat yang belum menentukan pilihan dan perlu sekali mengikuti sesi debat ini sebagai bahan preferensi guna menjatuhkan pilihan," papar Sandiaga.

"Prioritaskan masyarakat dalam menentukan pilihan, bukan untuk saling sorak-menyorak yang sampai terdengar oleh pemirsa di rumah, mulai dari bunyi peluit yang menurut saya kontra produktif," sambungnya.

Selain itu, seperti diungkapkan Sandiaga, pertanyaan dari panelis yang diberikan kepada kedua calon juga tidak ditangkap oleh masyarakat.

Dia mengusulkan untuk debat ketiga bahwa tidak perlu ada pertanyaan dari panelis, cukup kedua calon saling berargumentasi dan menyampaikan visi serta misinya.

"Tidak usah diberikan pertanyaan, sampaikan saja apa yang menjadi program visi kita dan saling bertanya untuk masing-masing topik. Misalnya pendidikan, apa visi-misi Prabowo-Sandi, kemudian silahkan dipertanyakan oleh lawan," ungkapnya.

Terakhir, Sandiaga meminta KPU mengatur ulang terkait tepuk tangan oleh pendukung kedua paslon. Tepuk tangan lebih elok dilakukan saat awal dan akhir debat, bukan ditengah perdebatan.

https://nasional.kompas.com/read/2019/02/18/15584421/sandiaga-sebut-banyaknya-pendukung-kedua-paslon-ganggu-penonton-debat

Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke