"Saya akan kirim surat ke Presiden berdasarkan aspirasi hari ini, supaya Presiden bantu keluarga korban menyelesaikan akhir cerita," ujar Fahri di kompleks parlemen, Senin (21/1/2019).
Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air menemui Fahri untuk menceritakan keluhan mereka.
Hal pertama yang Fahri soroti adalah penghentian operasi pencarian 64 korban. Fahri membandingkannya dengan operasi pencarian korban jatuhnya pesawat Malaysia Airline. Dia mengatakan pemerintah Malaysia masih mencari korban meski sudah lewat tiga tahun.
"Begitu berharganya nyawa di sana. Di kita ini, ada kesan diabaikan, dilepas begitu saja. Dianggap ini tidak penting diurus. Padahal keluarga korban ini masih mencari keadilan bagi keluarga mereka," ujar Fahri.
Fahri juga kecewa dengan pihak maskapai yang terkesan "mengerjai" keluarga korban. Hal ini karena pihak maskapai menjadikan uang kompensasi yang menjadi hak keluarga korban sebagai bagian dari uang asuransi. Padahal itu merupakan hal yang berbeda.
Selain untuk Presiden, Fahri juga akan bersurat ke internal DPR.
"Agar diadakan rapat gabungan untuk menemukan di mana titik lemah persoalan ini, sehingga penyelesaian keluarga korban ini dilakukan segera," kata dia.
Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang terjatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Senin (29/10/2018) pagi.
Sebanyak 181 penumpang dan 8 orang kru Ikut dalam penerbangan tersebut jadi korban.
Adapun operasi pencarian korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat dihentikan pada Sabtu (10/11/2018).
Dari 189 korban, 125 korban berhasil ditemukan, sedangkan 64 orang belum ditemukan.
https://nasional.kompas.com/read/2019/01/21/15220771/pimpinan-dpr-akan-surati-presiden-minta-kejelasan-nasib-keluarga-korban-lion