Salin Artikel

Aparat Disebut Berat Sebelah, Jokowi Bilang Jangan Menuduh

Awalnya, Prabowo menyinggung soal aparat hukum yang dinilai berat sebelah.

"Sebagai contoh, kalau ada kepala daerah dukung pasangan calon nomor urut 01, itu tidak apa-apa," ujar Prabowo.

Sementara, kata dia, ada kepala desa di Jawa Timur yang dipersoalkan karena mendukung Prabowo-Sandiaga. Prabowo menilai, tindakan ini merupakan bentuk perlakuan tidak adil.

Jokowi langsung menampik pernyataan Prabowo. Dia mengatakan, negara ini adalah negara hukum yang punya mekanisme.

"Jangan menuduh seperti itu Pak Prabowo," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, segala bentuk pelanggaran hukum bisa diusut sepanjang ada bukti.

Dia kemudian menyindir juru kampanye Prabowo yang mengaku babak belur karena dianiaya. Konferensi pers terlanjur dilakukan meski sebenarnya itu semua cerita bohong.

"Kita ini sering grusa grusu menyampaikan sesuatu. Misalnya juru kampanye Pak Prabowo. Katanya dianiaya mukanya babak belur, kemudian konpers bersama-sama, akhirnya apa yang terjadi? Ternyata operasi plastik," kata Jokowi.

Mendengar pernyataan Jokowi, Prabowo dan Sandiaga hanya tersenyum.

Jokowi kembali menegaskan bahwa semua pelanggaran bisa diusut. "Kalau ada bukti silakan mekanisme hukum, laporkan dengan mekanisme yang ada. Gampang sekali kok, negara hukum ini," kata Jokowi.

https://nasional.kompas.com/read/2019/01/17/21385511/aparat-disebut-berat-sebelah-jokowi-bilang-jangan-menuduh

Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke